Hagia Sophia

19 January 2024

Raja Charles III Dirawat Karena Alami Pembesaran Prostat

Raja Charles III mengalami gangguan masalah prostat. (Foto: Samir Hussein/WireImage)

Keluarga kerajaan Inggris digempur kekhawatiran kesehatan dua sosok sekaligus, yakni Raja Charles III yang tengah menjalani perawatan imbas pembesaran atau pembengkakan prostat, dan menantu perempuannya Catherine, Princess Wales alias Kate Middleton. Saat ini, Kate dalam masa pemulihan pasca operasi perut.

Pengumuman terpisah disampaikan dalam rentang waktu 90 menit dari Istana Buckingham dan Istana Kensington. Informasi transparan secara itu jarang terjadi lantaran termasuk masalah kesehatan pribadi.

Raja Charles akan dirawat selama sepekan ke depan, sementara Kate sudah dirawat sejak Selasa (16/1/2024) di salah satu klinik swasta London.

Kate perlu menjalani perawatan selama dua pekan di RS dan beberapa bulan pemulihan pasca operasi. Kerajaan Inggris memastikan penyakitnya tidak berhubungan dengan kanker.

Kondisi Raja Charles III

Penampilan publik terakhir Raja Charles III adalah bersama bangsawan senior lainnya, termasuk Kate, pada kebaktian Hari Natal di perkebunannya Sandringham, Inggris timur.

"Sama dengan ribuan pria setiap tahunnya, Raja mencari pengobatan untuk pembesaran prostatnya," bunyi pernyataan istana.

"Kondisi Yang Mulia tidak berbahaya dan dia akan dirawat di rumah sakit minggu depan untuk menjalani prosedur perbaikan. Pertemuan publik Raja akan ditunda untuk jangka waktu pemulihan yang singkat."

Pembesaran prostat jinak sering terjadi pada pria berusia di atas 50 tahun dan biasanya tidak dianggap sebagai ancaman serius terhadap kesehatan atau peningkatan risiko terkena kanker prostat.

Jika kelenjar prostat membesar, hal ini dapat memberi tekanan pada kandung kemih dan uretra sehingga memengaruhi buang air kecil.

Penyebab pembesaran prostat tidak diketahui tetapi diperkirakan terkait dengan perubahan hormonal seiring bertambahnya usia, menurut Layanan Kesehatan Nasional Inggris.

"Charles ingin berbagi rincian diagnosisnya untuk mendorong pria lain agar memeriksakan diri jika mereka memiliki gejala serupa," kata koresponden kerajaan Inggris.

Kembali ke kondisi Kate, operasinya berhasil dan diperkirakan dia akan tetap di rumah sakit selama sepuluh hingga empat belas hari, sebelum kembali ke rumah untuk melanjutkan pemulihannya.

Berdasarkan saran medis saat ini, dia kemungkinan tidak akan kembali menjalankan tugas publik sampai setelah Paskah di 31 Maret.

Gejala Pembesaran Prostat Jinak

Gejala BPH dapat mengganggu kualitas hidup, tetapi kondisi ini berbeda dengan kanker dan tidak meningkatkan risiko mengalami kanker prostat.

Prostat sendiri berada di sekitar leher kandung kemih dan uretra atau saluran kemih dari kandung kemih ke luar tubuh. Saat membesar, prostat bisa menekan uretra dan menyebabkan masalah seperti kesulitan berkemih, kerap buang air kecil, merasa nyeri setiap kali buang air kecil, dan aliran yang urine melemah.

Benign prostatic hyperplasia tidak membahayakan jiwa, tetapi pengobatan bisa jadi diperlukan bila gejala yang muncul menyebabkan masalah signifikan dalam kehidupan sehari-hari. Saat kondisi ini dibiarkan tanpa perawatan, pembesaran prostat bisa berkembang menjadi penyakit yang lebih serius, termasuk kerusakan ginjal. Oleh karena itu, bila mengalami gejala yang terkait dengan hiperplasia prostat jinak, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk mendapat penanganan yang tepat.

BPH dapat menjadi asimtomatis atau tak menunjukkan gejala dan tak sengaja terdiagnosis dalam pemeriksaan rektal (colok dubur) yang dilakukan untuk mengecek masalah kesehatan lain, seperti wasir, inkontinensia feses (tak mampu mengendalikan buang air besar), atau dugaan kanker dubur.



























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Raja Charles III Alami Pembesaran Prostat Berujung Dirawat, Inikah Pemicunya?"