Ilustrasi. (Foto: Getty Images/iStockphoto/krblokhin) |
Pembesaran prostat jinak atau disebut dengan Benign Prostatic Hyperplasia (BPH), adalah kondisi ketika kelenjar prostat membesar. Biasanya, kondisi ini rentan dialami oleh pria yang berusia 50 tahun ke atas.
Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, penyebab pasti dari pembesaran prostat jinak sampai saat ini masih belum diketahui. Namun terdapat sejumlah faktor yang diduga dapat meningkatkan seseorang terkena pembesaran prostat jinak, salah satunya perubahan hormon seksual yang terjadi seiring pertambahan usia.
Umumnya, pembesaran prostat tidak menimbulkan masalah. Namun pada beberapa kasus, pembesaran prostat bisa menyebabkan gejala tidak nyaman yang perlu mendapat penanganan secara medis.
Gejala Pembesaran Prostat Jinak yang Perlu Diwaspadai
Meski pembesaran prostat jinak merupakan hal alami yang terjadi seiring pertambahan usia, kondisi ini terkadang bisa menimbulkan gejala yang cukup mengganggu sehingga membutuhkan penanganan secara medis. Sejumlah gejala pembesaran prostat juga bisa terjadi akibat penyakit seperti infeksi saluran kemih, batu kandung kemih, hingga kanker prostat. Karenanya, penting untuk memeriksakan diri ke dokter setelah mengalami gejala.
Dikutip dari berbagai sumber, berikut gejala pembesaran prostat yang perlu diwaspadai.
1. Sering buang air kecil
Salah satu gejala umum pembesaran prostat adalah sering buang air kecil. Dikutip dari laman Cedars-Sinai, hal ini disebabkan oleh pembesaran prostat yang menekan ke uretra, yakni saluran yang mengalirkan urine dari dalam tubuh.
Ketika hal tersebut terjadi, maka dapat menyebabkan sejumlah gangguan buang air kecil. Salah satunya memunculkan keinginan buang air kecil lebih sering, meski urine yang dikeluarkan sedikit.
2. Urine sulit keluar di awal
Tekanan akibat pembesaran prostat juga bisa menyebabkan urine sulit keluar saat baru buang air kecil. Akibatnya, pria yang mengalami pembesaran prostat kerap harus mengejan saat buang air kecil.
3. Aliran urine lemah atau tersendat-sendat
Pembesaran prostat juga dapat menghambat aliran urine saat buang air kecil. Alhasil, aliran urine saat buang air kecil menjadi lemah atau tersendat-sendat.
4. Buang air kecil terasa tidak tuntas
Gejala ini muncul ketika pembesaran prostat menekan dan menjepit uretra. Imbasnya, dinding kandung kemih bisa mengalami penebalan pada dinding kandung kemih dan membuatnya kehilangan kemampuan untuk mengosongkan urine sepenuhnya. Hal inilah yang membuat pengidap pembesaran prostat jinak merasa tidak tuntas saat buang air kecil.
5. Nyeri saat buang air kecil
Pada beberapa kasus, pembesaran prostat dapat menimbulkan gejala serius berupa nyeri atau sensasi terbakar saat buang air kecil. Dalam dunia medis, kondisi ini disebut juga dengan disuria.
Jika kondisi ini tidak segera ditangani, maka dapat memicu komplikasi seperti infeksi, kerusakan ginjal, hingga sepsis yang dapat mengancam nyawa.
6. Darah di urine
Pembesaran prostat yang sudah sangat serius dapat menyebabkan munculnya bercak darah pada urine. Hal ini disebabkan oleh prostat yang menekan uretra sehingga memicu terjadinya iritasi pada kandung kemih. Kondisi ini dikenal juga dengan sebutan hematuria.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Apa Itu Pembesaran Prostat? Ini Gejala dan Penyebabnya"