Hagia Sophia

21 May 2023

Akibat Perawatan Kuku, Wanita Ini Idap Kanker Kulit

Seorang wanita mengidap kanker kulit gegara perawatan kuku. (Foto ilustrasi: Getty Images)

Seorang manikur atau ahli perawatan kuku di Skotlandia menuai pujian setelah mendapati garis coklat tipis di kuku kliennya. Garis tersebut ternyata merupakan tanda kanker kulit (melanoma).

Klien tersebut adalah Stacey Boss (32), yang mengabaikan tanda di kuku kanannya hingga November 2019 untuk melakukan perawatan kuku. Manikur tersebut menolak untuk melakukan perawatan kuku dan meminta Boss untuk pergi ke dokter.

"Saya sangat bingung," kata Boss dikutip dari NY Post, Kamis (18/5/2023)

"Saya tidak tahu apa-apa tentang bagaimana kanker kulit melanoma bisa terjadi di dasar kuku. Itu sangat membingungkan," lanjutnya

Awalnya, Boss sempat menduga itu hanyalah memar di balik kuku palsunya. Wanita yang berprofesi sebagai pemilik label rekaman tersebut mengaku sudah terbiasa dengan tanda tersebut.

"Saya baru saja terbiasa, dan baru setelah seseorang menunjukkan bahwa itu adalah momen yang besar dan mengejutkan," jelas Boss.

Ibu satu anak ini mengunjungi dokter umum sebelum dirujuk ke dokter kulit, yang mendiagnosisnya dengan melanoma subungual. Melanoma subungual adalah sejenis kanker kulit langka yang ditemukan di bawah kuku.

Menurut American Academy of Dermatology Association, kondisi ini bisa diobati apabila ditemukan lebih awal. Namun, efeknya bisa berakibat fatal jika terlambat didiagnosis.

Menurut asosiasi dermatologi, melanoma kuku sering muncul dengan sendirinya. Gejalanya yaitu garis gelap di alas kuku, kuku pecah, kuku terangkat, atau benjolan di bawah kuku, seperti yang Boss alami.

"Itu seperti pukulan beruntun. Sepertinya seseorang telah menandai kuku saya dengan spidol permanen dari kutikula ke atas," jelas Boss.

Dia mengatakan tanda itu terus tumbuh ke atas pada kukunya. Tanda tersebut perlahan juga membuat kukunya 'penyok'.

Pada bulan Maret, Boss menjalani operasi pengangkatan kuku dan sebagian tulangnya. Ia juga menjalani prosedur biopsi dan sejumlah tes untuk memastikan kankernya tidak menyebar ke organ tubuh lain.

Di samping itu, Boss merasa lega sekaligus bersyukur karena menyadari sesuatu yang tidak beres sebelum mendapatkan diagnosis. Pasalnya, ia terlambat didiagnosis lantaran terhalang pandemi COVID-19.

"Saya mengalami kecemasan, seluruh tubuh saya berubah, garis tidak pernah hilang, selalu ada," kenang Boss.

Sejak kejadian tersebut, ia mengaku mendapatkan diskon karena jumlah kukunya 'berkurang' satu. Boss juga berupaya untuk meningkatkan kesadaran tentang jenis melanoma ini dengan mendesak orang lain untuk memeriksakan gejalanya, khususnya pada kuku.

"Teknisi kuku mungkin menyelamatkan hidup saya, dia terlatih dengan baik dan sangat sadar, lebih dari saya," kata Boss.

Boss bukan satu-satunya orang yang menerima diagnosis ini. Sebelumnya pada 2019, seorang ratu kecantikan Chicago mengungkapkan penemuan serupa.

Karolina Jasko mengatakan dia melihat garis hitam tipis, juga di ibu jarinya. Dia pergi ke dokter untuk memeriksakan kondisinya.

Ia melakukan biopsi dan operasi pengangkatan kuku. Kemudian, ia melakukan cangkok kulit yang diambil dari selangkangan sebagai 'pengganti' kuku.




























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Pengakuan Wanita Idap Kanker Kulit gegara Perawatan Kuku"