Wabah demam babi Afrika sudah sampai Riau, berpotensi menular ke manusia? (Foto: Getty Images/iStockphoto) |
Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (WOAH) melaporkan Indonesia dilanda wabah demam babi Afrika, terdeteksi pada peternakan di Kepulauan Riau, dekat Singapura. Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI dr Siti Nadia Tarmizi angkat bicara soal risiko penularannya pada manusia.
Menurutnya, hingga saat ini transmisi virus demam babi Afrika pada manusia relatif rendah bahkan nihil catatan kasus infeksi pada manusia.
"Sampai saat ini tidak membahayakan manusia, karena tidak menularkan ke manusia. Tetap tentu kita waspada bila menghandle ternak yang sakit," terang dr Nadia saat dihubungi detikcom, Rabu (10/5/2023).
"Pembersihan kandang dan menggunakan boot dan sarung tangan, harus diperhatikan, cuci tangan selalu," sambungnya.
Menurut dr Nadia, virus demam babi Afrika bisa bertahan di lingkungan bahkan pada makanan olahan. Ini bisa menjadi sumber transmisi ke hewan, yang juga perlu diwaspadai.
"Virus ini cukup mampu bertahan di lingkungan bahkan pada daging olahan seperti sosis dan bacon."
Tak hanya itu, virus demam babi Afrika juga bisa menempel di pakaian. Karenanya, dr Nadia mengimbau ketika berkontak dengan hewan ternak yang sakit, segera mengganti pakaian dan membersihkan peralatan yang dipakai.
"Kalau ada hewan ternak sakit african flu swine (AFS), terutama babi segera dipisahkan dan bila mati jangan dijual ke pasar, masyarakat diimbau tidak mendatangi peternakan dan tidak membeli daging hewan sakit," pesan dia.
Diberitakan sebelumnya, wabah demam babi Afrika telah menewaskan 35.297 babi pada sebuah peternakan yang terletak di pulau Bulan. Wabah terdeteksi pada 1 April dan dikonfirmasi pada 28 April, menurut WOAH.
Artikel ini telah tayang di health. detik.com dengan judul "Kemenkes Bicara Risiko Wabah Demam Babi Afrika di Riau, Menular ke Manusia?"