Hagia Sophia

10 May 2023

Mengenal Brain Freeze yang Sering Muncul Usai Konsumsi Makanan Dingin

Foto: Getty Images/iStockphoto/Andrey_Kuzmin

Brain freeze adalah kondisi yang kerap terjadi setelah mengonsumsi es krim atau minuman dingin. Brain freeze juga disebut sebagai salah satu jenis sakit kepala seperti tertusuk setelah makan atau minum sesuatu yang dingin.

Menurut International Classification of Headache Disorder, kondisi ini memunculkan sensasi sementara pada area dahi dan pelipis setelah 10 menit penghilangan respon dingin.

Rasa sakit bisa terasa setelah beberapa detik mengonsumsi suhu dingin dan rasa sakit memuncak dengan cepat.

Rasa Sakit seperti Tertusuk

Dr. Stephani Goldberg, seorang ahli saraf dan direktur medis asosiasi pengembangan klinis di Vertex Pharmaceuticals di Boston mengatakan bahwa beberapa orang menggambarkan rasa sakit seperti tertusuk dan penderita merasa seperti rasa sakit yang berdenyut.

Penelitian penyebab sakit kepala karena suhu dingin ini masih langka. Namun beberapa bukti menunjukkan bahwa adanya hubungan antara pembekuan otak dan perubahan aliran darah pada beberapa pembuluh darah di otak.

Sebuah studi pada Jurnal Brain pada tahun 2018 menuliskan bahwa otak tidak bisa merasakan sakit karena tidak memiliki nosiseptor atau organ yang mengirimkan sinyal rasa sakit.

Sedangkan selaput pelindung antara otak dan tengkorak memiliki nosiseptor yang memicu perubahan aliran darah dan menyebabkan rasa sakit.

Selain itu, zat dingin yang menyentuh langit-langit mulut atau belakang tenggorokan ini menyebabkan pembuluh darah mengencang dan menyempit sesaat lalu dengan cepat melebar.

Goldberg mengatakan bahwa ini merangsang saraf trigeminal yang merupakan saraf sangat sensitif dan mengirimkannya ke seluruh kepala dan otak terasa membeku.

Apakah Brain Freeze Berbahaya?

Goldberg mengatakan bahwa brain freeze tidak menyebabkan kerusakan atau mengancam jiwa. Namun terdapat beberapa kasus yang menghubungkan antara sakit kepala dengan atrium paroksismal atau detak jantung tidak beraturan dalam waktu tujuh hari.

Terkait hal ini, ia berpendapat perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang resiko dari brain freeze.

Penderita Migrain Rentan Mengalami Brain Freeze

Orang dengan penderita migrain akan mengalami brain freeze lebih sering daripada mereka yang tidak memiliki gangguan sakit kepala.

Ini karena penderita migrain memiliki saraf trigeminal yang sensitif dan sensasi dingin mampu menghidupkan jalur saraf ini.

Sebuah studi dalam jurnal Cephalgia pada tahun 2003 melakukan penelitian terhadap 8.359 remaja sekolah di Taiwan dan ditemukan siswa dengan penyakit migrain memiliki frekuensi brain freeze lebih tinggi dibandingkan siswa tanpa migran dengan persentase 55,2 % vs 39,6%.

Cara Menangani Brain Freeze

Sebuah penelitian dalam jurnal BMJ pada tahun 2002 mengungkapkan bahwa dengan makan makanan dan minuman dingin lebih lambat dapat mencegah brain freeze.

Penelitian ini melibatkan 145 siswa dan dibagi dua kelompok dan menghabiskan krim dalam waktu lebih dari 30 detik dan dalam waktu kurang dari lima detik.

Penelitian ini mengungkapkan bahwa kelompok dengan makan cepat banyak mengalami brain freeze. Sedangkan kelompok dengan makan hati-hati lebih sedikit yang mengalami brain freeze.

Melansir dari Johns Hopkins Medicine, ahli menyarankan untuk mengurangi efek brain freeze dengan menghangatkannya.

Caranya yaitu dengan segera mengeluarkan makanan atau minuman dingin dari mulut lalu menekan lidah atau ibu jari ditempel ke langit-langit mulut. Selain itu, bisa juga dengan minum air hangat.