Hagia Sophia

13 October 2023

Angka Kelahiran Makin Rendah, China Cari Cara untuk Tingkatkan Populasi Warganya

Foto: Getty Images/Hugo Hu

Biro Statistik Nasional China bakal melakukan survei sampel penduduknya di November untuk merencanakan kebijakan kependuduk yang lebih baik, di tengah krisis populasi. Angka kelahiran di China nampak makin lesu bahkan rekor terendah dalam enam dekade.

Populasi menua atau aging population terjadi lebih cepat. Padahal, pemerintah sudah melakukan beragam cara termasuk meningkatkan angka kelahiran termasuk pemberian insentif bagi keluarga yang memiliki lebih banyak anak, serta memperbanyak fasilitas penitipan anak.

"Cakupan survei mengenai perubahan populasi akan fokus pada wilayah perkotaan dan pedesaan di seluruh negeri," menurut laporan media pemerintah pada hari Selasa.

Rencana tersebut akan membantu memantau perubahan perkembangan populasi China secara akurat dan tepat. Menjadi dasar bagi pemerintah untuk merumuskan kebijakan terkait ekonomi, pembangunan sosial, hingga kependudukan nasional.

China terakhir kali melakukan sensus penduduk sekali dalam satu dekade pada bulan November 2020. Hasil survei menunjukkan China mengalami pertumbuhan paling lambat sejak populasi modern pertama dilaporkan pada tahun 1950-an.

Survei ini akan berlangsung mulai tanggal 1 November ketika lembaga survei pemerintah akan mengunjungi rumah tangga untuk mengumpulkan data atau meminta responden mengisi pertanyaan secara online.

Perkembangan populasi sering kali dikaitkan dengan kekuatan negara. Namun, saat ini semakin banyak warga cemas dan enggan memiliki anak. Utamanya, soal kekhawatiran masyarakat membesarkan anak dalam beban finansial dan mental.

Biaya penitipan anak juga relatif tinggi, sementara para warganya dibuat dilema dengan keputusan berhenti berkarier di tengah biaya hidup terlampau mahal, ini membuat banyak perempuan enggan menambah anak, atau bahkan tidak punya anak sama sekali.

Diskriminasi gender dan stereotip tradisional mengenai perempuan yang mengasuh anak juga masih tersebar luas di seluruh negeri.

Pihak berwenang dalam beberapa bulan terakhir telah meningkatkan retorika mengenai pembagian tugas mengasuh anak, tetapi cuti ayah masih terbatas di sebagian besar provinsi.

Negara ini melaporkan penyusutan jumlah penduduk sebanyak 850.000 jiwa dari populasi 1,41 miliar jiwa pada 2022. Hal ini menjadi penyusutan pertama penduduk China yang dilaporkan sejak tahun 1961.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "China Pusing Angka Kelahiran Jeblok, Putar Otak Biar Warganya Mau Punya Anak"