Pemerikaan kesehatan mata, apakah silinder? Foto: Annissa Widya/detikHealth |
Mata silinder dalam istilah medis disebut dengan astigmatisme. Gangguan refraksi mata ini menyebabkan penglihatan menjadi kabur.
Menurut dr Sagung Gede Indrawati, SpM (K) dari laman UGM, saat dilahirkan, mata seseorang bisa jadi sehat. Namun, dalam masa pertumbuhan bola mata dapat berubah bentuk yang membuatnya tidak simetris. Lantas, apa penyebab dari mata silinder? Apa saja gejalanya?
Silinder adalah kondisi mata dengan lengkungan permukaan kornea atau lensa yang tidak rata. Misalnya, lengkung kornea yang vertikal kurang melengkung dibandingkan yang horizontal.
Mengutip repository Universitas BSI, saat melihat suatu kotak, garis vertikalnya terlihat kabur, sementara garis horizontalnya terlihat jelas. Pada penderita silinder, kornea mata mengalami ketidaksempurnaan bentuk.
Harusnya, kornea memiliki cembungan yang sempurna, menyerupai lengkungan pada bola. Namun, pada mata silinder, cembungan bola menyerupai bola rugbi. Selain itu, ketidaksempurnaan cembungan pada lensa juga bisa menyebabkan mata silinder.
Saat cembungan tidak terbentuk sempurna atau tidak rata, maka terjadilah mata silinder. Hal ini karena cahaya yang masuk dari kornea tidak bisa fokus pada satu titik di retina, sehingga membuat penglihatan menjadi kabur.
Gejala Mata Silinder
Seseorang yang menderita mata silinder akan merasakan beberapa gejala. Berikut di antaranya mengutip laman Marham dan Universitas BSI:
- Penglihatan berbayang atau buram
- Sakit kepala
- Mata cepat lelah
- Sulit fokus
- Mata terasa tegang
- Tidak bisa melihat cahaya
- Kesulitan penglihatan saat malam
- Suka menyipitkan mata
Penyebab Mata Silinder
Penyebab dari mata silinder belum diketahui. Namun, kondisi ini bisa terjadi ketika:
- Baru lahir, lalu berkembang di kemudian hari
- Menderita rabun jauh
- Cedera mata atau operasi mata.
Faktor Risiko Mata Silinder
Mata silinder dapat diderita oleh anak-anak dan orang dewasa. Namun risikonya bisa lebih tinggi bagi:
- Penderita rabun jauh yang berlebihan
- Riwayat keluarga dengan penglihatan silindris atau kelainan mata seperti lain keratoconus.
- Rabun dekat yang ekstrim, yang membentuk penglihatan jarak dekat kabur
- Penipisan pada kornea
- Riwayat berbagai jenis operasi seperti operasi katarak.
Cara Mengatasi Mata Silinder
Penglihatan mata silinder, tentu akan mengganggu aktivitas. Untuk mengatasinya, kamu bisa memakai kaca mata, kontak lensa atau melakukan bedah refraktif.
1. Memakai Kacamata
Kacamata terbuat dari lensa yang mengimbangi bentuk mata yang tidak rata. Lensa ini membuat cahaya belok dengan tepat ke mata.
2. Memakai Kontak Lensa
Kontak lensa juga digunakan untuk mengatasi penglihatan silinder. Ada berbagai tipe dan model dari kontak lensa, misalnya untuk pemakaian jangka panjang atau sekali pakai. Namun mengenakan kontak lensa dalam waktu yang lama meningkatkan risiko infeksi mata. Jadi, konsultasikan dulu ke dokter tentang kelebihan dan kekurangannya sebelum kamu mau memakainya.
3. Bedah Refraktif
Bedah refraktif tak hanya memperbaiki penglihatan, tapi juga mengurangi kebutuhan untuk memakai lensa kontak atau kaca mata. Dalam operasi ini, ahli bedah mata menggunakan sinar laser yang membentuk kembali lekukan kornea mata. Kemudian mengoreksi kesalahan refraksi pada mata.
Meski begitu, kamu perlu mengetahui kondisi yang tidak direkomendasikan untuk melakukan operasi refraktif. Berikut di antaranya:
- Pasien berusia di bawah 18 tahun
- Penderita diabetes, karena pembedahan bisa memperburuk kelainan pada mata pasien.
- Penglihatan pasien masih berubah
- Seorang wanita yang menyusui atau hamil. Sebab, fluktuasi hormon bisa menyebabkan hasil yang tidak akurat
- Pasien memiliki kondisi mata lain, sepert6i glaukoma dan katarak. Sebab, kondisi ini membutuhkan pengobatan terlebih dahulu.
- Pasien memiliki kondisi kekebalan tubuh seperti lupus, rheumatoid arthritis atau HIV, sebab kemungkinan sulit pulih setelah operasi
- Pasien sedang menjalani pengobatan tertentu seperti prednison oral atau accutane.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Apa Itu Silinder? Ketahui Gejala, Faktor Risiko dan Cara Mengatasinya"