Hagia Sophia

17 February 2025

USAID Dibekukan, Bantuan Alat Kesehatan dan Obat-obatan Menumpuk di Gudang

Foto: Getty Images via AFP/ANNA MONEYMAKER

Persediaan medis bantuan United States Agency for International Development (USAID) senilai ratusan juta USD, terdampar di gudang dan kapal seluruh dunia. Presiden AS Donald Trump membekukan bantuan ke negara asing, yang sebagian besar ditujukan untuk program kemanusiaan.

Upaya Trump membubarkan Badan Pembangunan Internasional AS itu telah memutus rantai pasokan global untuk bantuan medis.

Adapun barang-barang yang ditahan termasuk oksigen medis, obat-obatan tuberkulosis, hingga obat untuk pasien HIV. Tidak jelas nasib dari kelanjutan pasokan medis tersebut.

Bila tidak segera ada tindak lanjut, pasokan medis berisiko rusak, kedaluwarsa, bahkan dicuri. Saat ini, pasien dan dokter yang membutuhkan tidak dapat mengakses alat-alat penting di tengah titah Trump menutup USAID.

"Ini menjadi sangat sulit," kata Jerry Amoah-Larbi, koordinator Jaringan Suara TB Nasional Ghana Afrika Barat, yang bekerja untuk meningkatkan akses ke pencegahan dan perawatan tuberkulosis. D

Ia dan rekan-rekannya mengatakan klinik kemungkinan bakal segera kehabisan tes dan perawatan, terutama di daerah pedesaan terpencil.

"Pada akhir bulan ini, kita akan mengalami kekurangan perawatan untuk TB," katanya.

Penghentian sementara bantuan asing, yang dikeluarkan selama hari pertama Trump menjabat pada 20 Januari, seharusnya berlangsung selama 90 hari, sembari peninjauan ulang program-program untuk memastikan kesesuaiannya dengan agenda "America First" pemerintahan baru.

Departemen Luar Negeri AS telah mengizinkan beberapa pekerjaan 'penyelamatan nyawa' untuk dimulai kembali, tetapi banyak mitra dan kontraktor tidak dapat melakukannya.

Seharusnya, oksigen medis senilai USD 20 juta dan perlengkapan lain cukup untuk membantu ratusan ribu orang dewasa dan anak-anak dengan masalah pernapasan yang sering mengancam nyawa. Saat ini, bantuan terpaksa terhenti di beberapa titik dalam rantai pasokan, kata seorang kontraktor USAID kepada Reuters.

Itu termasuk di kapal, di pelabuhan, atau di rumah sakit tempat pekerjaan pada infrastruktur untuk mengirimkan oksigen telah terhenti. Dalam gugatan hukum yang diajukan minggu ini oleh kontraktor USAID, salah satu penggugat firma pembangunan berkelanjutan AS Chemonics mengatakan bahwa mereka memiliki obat-obatan dan perlengkapan kesehatan senilai USD 240 juta yang belum jelas keberadaannya di berbagai titik dalam rantai pasokan. Gugatan hukum tersebut tidak menyebutkan produk apa saja yang termasuk dalam perkiraan tersebut.

Sebagian besar obat-obatan yang sensitif terhadap suhu seperti vaksin, obat HIV, dan reagen untuk pengujian diangkut melalui udara ke pelabuhan masuk dan kemudian ke gudang dan distributor. Alat pelindung diri, jarum suntik, dan kelambu nyamuk besar untuk melindungi dari malaria diangkut dengan kapal, yang dapat berada di laut selama berminggu-minggu.

"Pada waktu tertentu, mungkin ada dua atau tiga ribu kontainer di laut lepas atau di pelabuhan di suatu tempat," kata seorang pejabat yang mengetahui program pasokan USAID kepada Reuters.

Kontainer-kontainer tersebut berisi barang-barang seperti tes dan perawatan malaria dan HIV, alat kontrasepsi, dan perlengkapan kesehatan ibu dan bayi baru lahir, katanya.

Tindakan terpisah oleh pemerintahan Trump yang merumahkan ribuan pekerja USAID dan memindahkan beberapa fungsi lembaga tersebut ke Departemen Luar Negeri telah membuat dimulainya kembali pekerjaan yang menyelamatkan nyawa menjadi lebih rumit.

Para kontraktor bertanya apakah pembekuan bantuan asing mungkin akan berlangsung lebih lama daripada hanya 90 hari. Memo internal pemerintah yang dikirim oleh misi USAID di luar negeri, yang dilihat oleh Reuters, mengatakan sistem pembayaran juga tetap tidak berfungsi, yang mencegah organisasi untuk memulai kembali pekerjaan.

"Bahkan jika operasi USAID diizinkan untuk dilanjutkan sepenuhnya dalam beberapa minggu mendatang, akan memakan waktu lebih dari enam bulan untuk menjadi stabil," kata Prashant Yadav, seorang ahli dalam rantai pasokan perawatan kesehatan dan peneliti senior untuk kesehatan global di Council on Foreign Relations, sebuah lembaga pemikir nonpartisan.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "USAID Dibubarkan, Bantuan Alkes dan Obat TBC-HIV Tak Bisa Didistribusikan"