Foto: Getty Images/iStockphoto/Naeblys |
Belum kelar dengan COVID-19 varian Kraken atau subvarian Omicron XBB.1.5, kini muncul lagi varian baru bernama Orthrus atau subvarian Omicron CH.1.1. Varian ini disebut-sebut lebih mudah menular dibandingkan varian lainnya, bahkan bisa menembus kekebalan atau antibodi dari vaksin.
Sejak November 2022, prevalensi subvarian tersebut telah meningkat tajam, bahkan kini terhitung sekitar 10 persen dari sampel COVID-19 yang disequence setiap hari di seluruh dunia menurut outbreak.info. Lantas, sudah masuk ke Indonesia?
Juru bicara Kementerian Kesehatan RI, dr Mohammad Syahril mengungkapkan bahwa sampai saat ini varian Orthrus belum terdeteksi di Indonesia. Menurutnya, apabila nantinya subvarian ini terdeteksi di Indonesia, ia mengimbau masyarakat untuk tak perlu khawatir.
Hal tersebut dikarenakan dengan adanya pengendalian COVID-19 yang baik di Indonesia serta kekebalan tubuh masyarakat RI yang sangat tinggi, bisa menjadi tameng untuk mengatasi subvarian tersebut.
"Jadi untuk subvarian Orthrus belum ada ya. Kita tunggu saja, mudah-mudahan tidak ada," tuturnya dalam konferensi pers, Senin (20/2/2023).
"Walaupun ada, seperti halnya XBB.1.5 tadi, kita dapat mengendalikan dan masyarakat Indonesia bisa mengatasi hal itu dengan mungkin kekebalan tubuh dan pola hidup perilaku bersih dan sehat," imbuhnya lagi
Sebelumnya, subvarian Omicron CH.1.1 ini memicu lebih dari seperempat infeksi COVID-19 di beberapa negara, termasuk Inggris dan Selandia baru. Varian tersebut juga termasuk yang dilacak oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Dalam pembaruan epidemiologi COVID-19 Februari 2023 WHO, agensi mencantumkan CH.1.1 di antara tiga varian paling umum teratas di Eropa, dengan 12,3 persen, sedikit di belakang BQ.1 sebesar 13 persen dan BQ.1.1 sebesar 31,3 persen.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Heboh Varian COVID-19 Baru Orthrus, Sudah Masuk RI? Ini Kata Kemenkes"