Hagia Sophia

16 March 2023

Ini Usulan Penasihat Politik Pemerintah China untuk Atasi Resesi Seks di Negaranya

Ilustrasi China yang mengalami resesi seks.(Foto: AP/Andy Wong)

Prihatin dengan penyusutan populasi China, penasihat politik pemerintah telah memberikan lebih dari 20 rekomendasi untuk meningkatkan angka kelahiran. Di samping itu, para ahli menegaskan pentingnya upaya memperlambat penurunan populasi.

Salah satu kebijakan yang memicu penyusutan angka kelahiran di China yaitu kebijakan satu anak yang diberlakukan pada 1980-2015. Kebijakan tersebut diubah menjadi tiga anak pada 2021, namun pasangan di China tetap enggan memiliki bayi akibat pandemi COVID-19.

Namun imbas pandemi COVID-19, banyak pasangan di China yang enggan punya anak. Mahalnya biaya pendidikan dan pengasuhan anak, pendapatan rendah, serta ketidaksetaraan gender menjadi faktor utamanya.

Pada bulan ini, pertemuan tahunan Konferensi Konsultatif Politik Rakyat China (CPPCC) membuat proposal untuk meningkatkan angka kelahiran. Adapun bahasan proposal tersebut mulai dari subsidi untuk membesarkan anak pertama (bukan hanya anak kedua dan ketiga), hingga memperluas pendidikan publik gratis dan meningkatkan akses ke perawatan kesuburan (fertilitas).

Para ahli menganggap banyaknya proposal sebagai tanda positif bahwa China memperlakukan penuaan dan penurunan demografi sebagai urgensi, setelah data menunjukkan populasi menyusut untuk pertama kalinya dalam enam dekade tahun lalu.

"Anda tidak dapat mengubah tren penurunan," kata peneliti senior di Victoria University Australia Xiujian Peng, dikutip dari Channel News Asia, Rabu (15/3/2023).

"Tapi tanpa ada kebijakan yang mendorong kesuburan maka kesuburan akan semakin menurun," lanjutnya.

Anggota CPPCC Jiang Shengnan menuturkan bahwa kaum muda bekerja hanya delapan jam per hari sehingga mereka punya waktu untuk 'jatuh cinta, menikah dan punya anak'. Menurut Peng, sangat penting untuk memastikan perempuan tidak terlalu banyak bekerja.

Peng menambahkan, memberi insentif untuk memiliki anak pertama dapat mendorong pasangan untuk memiliki setidaknya satu anak. Saat ini, banyak provinsi yang hanya mensubsidi anak kedua dan ketiga.

Guna membantu mengurangi tekanan pada keluarga muda, Komisi Kesehatan Nasional (NHC) mengeluarkan rancangan peraturan pada Rabu (15/3). Rancangan peraturan tersebut akan memungkinkan individu yang memenuhi syarat untuk menjalankan operasi penitipan anak dengan kapasitas lima anak untuk maksimal usia tiga tahun.

China memegang rekor angka kelahiran terendah sepanjang masa yaitu 6.77 kelahiran per 1.000 penduduk. Sebelumnya, pada 2021 angka kelahirannya sebesar 7.52 per 1.000 penduduk.

Ahli demografi memperingatkan populasi China akan menjadi tua sebelum menjadi kaya, akibat tenaga kerjanya menyusut dan pemerintah daerah berhutang membelanjakan lebih banyak untuk populasi lansia mereka.

Para ahli juga memuji usulan untuk membatalkan semua tindakan keluarga berencana, termasuk batas tiga anak dan persyaratan bagi perempuan untuk menikah secara sah untuk mendaftarkan anak-anak mereka.

Profesor asosiasi London School of Economics Arjan Gjonca menyebut insentif keuangan tidak cukup untuk mengtasi masalah krisis populasi. Menurutnya, kebijakan yang berfokus pada kesetaraan gender dan hak kerja yang lebih baik bagi perempuan kemungkinan akan berdampak lebih besar.

Proposal CPPCC seperti cuti hamil yang dibayar oleh pemerintah daripada pemberi kerja akan membantu mengurangi diskriminasi terhadap perempuan. Sementara menurut para ahli, meningkatkan cuti paternitas membuat para ayah mengambil lebih banyak tanggung jawab mengasuh anak.

Ahli demografi Yi Fuxian tetap skeptis tentang apakah tindakan apa pun akan berdampak signifikan dengan sendirinya. Menurutnya, China membutuhkan 'revolusi paradigma seluruh ekonomi, masyarakat, politik, dan diplomasi untuk meningkatkan kesuburan'.























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "China Resesi Seks, Penasihat Politik Usulkan Insentif biar Warga Mau Punya Anak"