Jemaah Haji asal Indonesia. (Foto: Esti Widiyana/detikJatim) |
Kepala Pusat Kesehatan (Puskes) Haji Liliek Marhaendro Susilo memaparkan sejauh ini tercatat 15 jemaah haji asal Indonesia meninggal dunia di Tanah Suci. Adapun penyebab utamanya adalah penyakit jantung iskemik atau yang dikenal juga dengan sebutan penyakit jantung koroner.
"Sampai dengan kemarin jam 4 sore, itu sudah ada 15 orang jemaah yang wafat. Penyakit yang terbanyak menjadi penyebab wafatnya jemaah adalah penyakit jantung iskemik, itu dialami oleh lima orang," ujarnya dalam konferensi lewat Zoom, Senin (5/6/2023).
Liliek menjelaskan penyakit jantung iskemik atau koroner ini disebabkan oleh gangguan pada saluran darah ke jantung.
"Biasanya tanda-tandanya jemaah ini tidak bisa beraktivitas banyak. Kalau banyak jalan dia sudah ngos-ngosan, atau rasanya sesak," sambungnya.
Liliek mengimbau kepada para jemaah yang divonis mengidap penyakit jantung koroner sebelum berangkat haji agar membawa obat-obatan yang sudah diresepkan dokter.
"Kalau mereka sudah konsultasi ke dokter biasanya sudah diberikan obat-obatan yang rutin diminum. Sehingga kita anjurkan selalu, terhadap jemaah yang sudah membawa obat yang sudah diresepkan dokter untuk diminum secara rutin ini supaya dibawa dalam jumlah yang cukup selama masa mereka menunaikan ibadah haji," ucapnya.
Dengan demikian, kondisi kesehatan para jemaah dapat tetap terkendali selama melaksanakan ibadah haji.
"Cara ini, yang kita harapkan adalah meskipun dia sakit seperti itu tapi kondisi kesehatannya tetap terkendali. Itulah yang kita ingatkan kepada mereka," tuturnya.
Liliek juga mengingatkan para jemaah agar tidak sampai kelelahan dan mengalami dehidrasi yang dapat memicu penyakit jantung koroner.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "15 Jemaah Haji RI Meninggal di Tanah Suci, Paling Banyak Sakit Jantung Koroner"