Hagia Sophia

06 June 2023

Angka Kelahiran di Jepang Capai Rekor Terendah 7 Tahun Berturut-turut

Ilustrasi populasi di Jepang. (Foto: Getty Images/JUNG YEON-JE)

Selama tujuh tahun berturut-turut, tingkat kelahiran Jepang menurun dan mencapai rekor terendah pada tahun 2022. Hal ini disampaikan oleh Kementerian Kesehatan negara itu pada Jumat (2/6/2023).

Hanya 770.747 bayi lahir di Jepang tahun lalu. Angka ini setengah dari angka kematian di Jepang, yang tahun lalu meningkat menjadi 9 persen atau 1,57 juta orang. Peningkatan itu sebagian diakibatkan oleh pandemi COVID-19.

Jepang sudah menjadi salah satu negara dengan populasi tertua di dunia. Usia rata-rata negara itu hampir 49 tahun, berada di urutan kedua setelah Monako.

Selama bertahun-tahun, pemerintah telah berusaha mendorong orang untuk memiliki lebih banyak anak, menawarkan insentif uang tunai dan cuti melahirkan hingga satu tahun. Tetapi upaya ini sejauh ini gagal.

Sekarang Atau Tidak Sama Sekali

Awal tahun ini, Perdana Menteri Fumio Kishida memperingatkan bahwa negara 'di ambang tidak dapat mempertahankan fungsi sosial' jika tingkat kelahiran terus menurun dan waktu untuk bertindak adalah 'sekarang atau tidak sama sekali'.

Tingkat kesuburan rata-rata pada tahun 2022 adalah 1,25, mengacu pada rata-rata jumlah anak yang dilahirkan seorang wanita selama hidupnya. Angka itu perlu dinaikkan menjadi 2,07, untuk mempertahankan populasi yang stabil.

Pemerintah diperkirakan mengalokasikan Rp 370 triliun setiap tahun untuk layanan pengasuhan anak dan subsidi pendidikan selama tiga tahun ke depan, tetapi banyak ahli khawatir dana tambahan tersebut tidak mengatasi masalah mendasar.

Jepang adalah salah satu tempat termahal di dunia untuk membesarkan anak. Negara ini juga memiliki kesenjangan upah gender terbesar di antara negara-negara G7, dengan perempuan hanya menghasilkan 78 persen dari penghasilan rekan laki-laki mereka.

Para ahli juga mengatakan bahwa budaya perusahaan yang berat di negara itu membuat orang sulit mempertimbangkan untuk memiliki anak atau meluangkan waktu untuk mengasuh anak.

"Populasi kaum muda akan mulai menurun drastis pada tahun 2030-an. Jangka waktu hingga saat itu adalah kesempatan terakhir kita untuk membalikkan tren penurunan kelahiran," kata Kishida pekan ini.
























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "7 Tahun Berturut-turut Angka Kelahiran Jepang Cetak Rekor Terendah!"