Hagia Sophia

06 June 2023

Banyak Lansia di Jepang Masuk Penjara, Ini Alasannya

Ilustrasi lansia di Jepang (Foto: REUTERS/Issei Kato)

Tak hanya berhadapan dengan angka populasi baru yang merosot, Jepang juga dihadapkan dengan populasi menua yang terus bertambah. Jepang menua lebih cepat daripada negara lain di dunia.

Sistem pensiun nasional berada di bawah tekanan yang sangat besar untuk menopang bertambahnya jumlah lansia, sementara jumlah orang yang berkontribusi pada sistem tersebut semakin berkurang.

Data National Institute of Population and Social Security Research pada tahun 2020 menunjukkan jumlah orang Jepang di atas 65 tahun mencapai rekor tertinggi 36 juta, atau 29 persen dari total populasi 125 juta. Angka ini dua kali lebih tinggi dari 25 tahun yang lalu dan diperkirakan akan meningkat menjadi 35 persen pada tahun 2040.

Mirisnya, Negeri Sakura ini juga telah diguncang oleh gelombang kejahatan lansia. Tidak sedikit orang tua yang 'ditinggalkan' lebih suka masuk penjara daripada hidup dalam kemiskinan dan sendirian.

Pada tahun 2019, BBC melaporkan gelombang kejahatan yang dilakukan oleh lansia, mencatat pelaku yang berusia di atas 65 tahun di Jepang terus meningkat selama dua dekade terakhir. Sebagian besar dari mereka adalah pelanggar berulang, dengan lebih dari sepertiga dari 2.500 orang berusia di atas 65 tahun yang dihukum pada tahun 2016 memiliki lebih dari lima hukuman sebelumnya.

Alasan lonjakan kejahatan kecil di kalangan lansia ini terkait dengan biaya hidup dan kurangnya sistem pendukung bagi warga lanjut usia.

Beberapa melakukan pelanggaran ringan agar bisa dihukum beberapa bulan penjara, tempat mereka akan diurus tanpa membebani keluarga mereka. Bagi mereka, berada di balik jeruji besi lebih baik daripada berjuang secara finansial, terutama karena banyak orang lanjut usia hidup dengan uang pensiun mereka yang sedikit.

Belum lagi, banyak lansia yang terisolasi dari orang yang mereka cintai atau tidak memiliki siapa pun yang dapat membantu mereka. Berada di penjara bersama orang lain dapat memberi mereka teman yang mereka dambakan.

"Saya mencapai usia pensiun dan kemudian saya kehabisan uang. Jadi terpikir oleh saya, mungkin saya bisa hidup gratis jika saya tinggal di penjara," kata Toshio Takata yang saat itu berusia 69 tahun kepada BBC News.

"Jadi saya mengambil sepeda dan mengendarainya ke kantor polisi dan memberi tahu pria di sana: 'Lihat, saya mengambil ini.'"

Pelanggaran pertama itu membuat Toshio satu tahun penjara.

Setelah menjalani hukumannya, pria paruh baya itu melakukan kejahatan kedua, berpura-pura mengancam wanita dengan pisau. Dia tidak bermaksud jahat, tetapi melakukannya dengan harapan seseorang akan memanggil polisi dan memberinya 'stabilitas' beberapa bulan lagi.

"Bukannya saya suka tapi saya bisa tinggal di sana gratis," jelasnya.

Toshio tidak sendirian. Seorang lansia wanita berusia 69 tahun juga melakukan hal yang sama.

Seperti banyak orang lain, dia berjuang untuk memenuhi kebutuhan. Namun besarnya beban biaya yang harus dia tanggung, membuatnya nekat melakukan kejahatan 'kecil' agar bisa masuk penjara.

"Bahkan jika saya bekerja paling keras, saya tidak bisa mengejar secara finansial," ucap wanita yang tidak mau disebutkan namanya itu.
























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Dilanda Kesepian, Lansia di Jepang Rela Masuk Penjara"