Foto: Ari Saputra |
Polusi udara di Jakarta dan Tangerang masih menjadi sorotan. Kini, pemerintah berusaha menangani polusi dengan cara menyemprot air ke jalanan.
Hal tersebut diyakini dapat mengurangi dampak polusi. Namun, metode itu ternyata sudah pernah dilakukan oleh China. Seperti apa hasilnya?
Dikutip dari berbagai sumber, menyemprot air ke jalanan ternyata malah meningkatkan polusi. Sebab, penyemprotan air yang dilakukan setiap hari secara terus menerus dapat menghasilkan efek kumulatif terhadap polusi udara.
Sebuah penelitian menyebutkan air yang disemprot bisa menghasilkan aerosol antropogenik baru, atau partikel halus yang tidak terlihat. Partikel ini berpotensi menjadi sumber polusi udara yang baru. Pada cuaca bersuhu rendah, menyemprot air ke jalanan tidak bisa memicu difusi polutan udara dan malah memperparah polusi udara.
Kiat China Berantas Polusi Udara
Di sisi lain, China adalah negara yang dianggap sukses mengurangi jumlah partikel udara merugikan sebanyak 40 persen. Sejak 2013 hingga 2020, pemerintah China mengatasi permasalah polusi udara dengan melarang pembangunan pembangkit listrik berbahan bakar batu bara hampir di seluruh kawasan yang tercemar polusi udara.
Tak hanya itu, China menutup 27 tambang batu bara di kawasan produsen batu bara terbesar di negaranya, serta membatalkan perencanaan pembangunan 103 pembangkit listrik baru. Untuk mengimbangi dekarbonisasi, pemerintah China juga menambah pembangkit listrik dari energi terbarukan.
Langkah lain yang dilakukan pemerintah China yakni memperketat standar dan menghentikan produksi 553 model kendaraan yang dapat menghasilkan polusi tinggi. Berkat upaya tersebut, penelitian di University of Chicago memperkirakan penduduk akan hidup rata-rata 4,4 tahun lebih lama bila dibanding 2013.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Bukti Semprot Air ke Jalanan Bisa Munculkan Partikel Polusi Baru"