Menkes Budi Gunadi Sadikin. (Foto: Vidya Pinandhita) |
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin ikut berkomentar soal salah satu upaya menangkal polusi DKI Jakarta dan sekitarnya dengan penyemprotan jalan. Menurutnya, hal tersebut tidak efektif membersihkan udara dari polutan.
Menkes berharap penanganan polusi saat ini berproses di hulu seperti mencegah sumber pencemaran di lingkungan hidup dari energi hingga transportasi.
"Agar polusi ini segera teratasi," katanya saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan, ditulis Sabtu (26/8/2023).
"Kurang efektif (penyemprotan jalan). Sebenarnya lebih efektif adalah mengurangi transportasi," sambungnya.
Sementara peran Kemenkes RI hanya memastikan persiapan di sisi hilir yakni kesigapan sejumlah rumah sakit untuk menangani kasus penyakit imbas polusi. Salah satunya adalah infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang belakangan meningkat.
"Kita ini adanya pada sisi hilir. Jadi, kalau ada yang sakit kita tangani. Kita sudah siapin rumah sakitnya, dokternya, dan obat-obatannya. Penyakit pernapasan ini ada lima, kanker paru, tuberkulosis (TB), paru kronis, asma dan pneumonia, semuanya meningkat," beber Menkes.
"Saya berharap di sisi hulunya, seperti Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, serta Kementerian Perhubungan yang memegang transportasi, bisa membantu agar polusinya bisa diturunkan," sambung Menkes.
Peningkatan kelima kasus penyakit pernapasan diyakini Menkes bisa memicu pembengkakan pembiayaan BPJS Kesehatan. Tahun lalu saja, anggaran penanganan penyakit tersebut mencapai Rp 10 triliun.
"Tahun lalu, BPJS nya mencapai Rp 10 triliun dan memang terjadi peningkatan cukup tinggi akhir-akhir ini," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Sentilan Menkes soal Penyemprotan Jalan di DKI Tangkal Polusi: Tak Efektif"