Ilustrasi. (Foto: Jesse Orrico/Unsplash) |
Segala hal berkenaan dengan risiko penyakit jantung tak jarang dipandang sebagai momok mengerikan. Salah satunya, tak lain kondisi gangguan irama jantung atau yang kerap juga disebut sebagai aritmia.
Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, dr Sebastian Andy Manurung, SpJP(K) menjelaskan pada kebanyakan kasus, gangguan irama ini dipengaruhi oleh faktor usia berupa usia. Namun pada banyak kasus lainnya, penyakit ini juga dipicu oleh riwayat penyakit lainnya, seperti tekanan darah tinggi (hipertensi) dan penyakit gula (diabetes).
"Irama jantung kita bisa berkaitan dengan usia, kemudian juga genetik, dan lebih banyak pada pria," ungkap dr Sebastian dalam webinar 'Waspada Denyut Nadi Tidak Beraturan' dalam rangka menyambut Hari Jantung Sedunia, Kamis (21/9/2023).
"Juga pada kondisi yang lain, faktornya sangat banyak. Misalnya yang paling sering adalah gangguan jantung koroner, kemudian juga hipertensi, kemudian juga sulit tidur, obesitas, dan kemudian banyak kasus diabetes juga menyebabkan gangguan irama jantung. Tapi ada empat hal yang sangat erat kaitannya dengan irama jantung kita yang tidak teratur, yaitu usia," imbuhnya.
Dalam kesempatan tersebut juga, dr Sebasitan memaparkan beberapa gejala gangguan irama jantung berupa:
- Palpitasi
- Berdebar-debar
- Pening
- Napas pendek
- Nyeri dada
- Mual-muntah
- Kelelahan kronis
- Cemas
- Pandangan Kabur
- Berkeringat berlebihan
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Jantung Kerap Berdebar-debar dan Napas Pendek, Waspadai Gejala Aritmia"