Hagia Sophia

24 March 2023

Otoritas Kesehatan AS Waspada dengan Munculnya Infeksi Jamur 'Super Kebal'

Infeksi jamur super kebal melanda faskes di AS. (Foto: Getty Images/iStockphoto/ktsimage)

Otoritas Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC) ketar ketir setelah kemunculan infeksi jamur super kebal yang melanda fasilitas kesehatan. Infeksi tersebut disebabkan jamur Candida auris (C. auris).

Dalam pernyataan yang dirilis pada tanggal 20 Maret, CDC mengatakan data baru menemukan bahwa fungus ini telah menyebar dengan kecepatan yang mengkhawatirkan di fasilitas-fasilitas kesehatan AS pada 2020 dan 2021.

Kasus-kasus klinis yang dipicu infeksi jamur di negara itu meningkat tiga kali lipat, dari 476 pada 2019 menjadi 1.471 pada 2021.

Orang sehat tidak berisiko terkena Candida auris, tetapi mereka yang sistem kekebalannya lemah, atau menggunakan alat medis seperti ventilator atau kateter, dapat mengalami penyakit parah atau meninggal.

Sebagian besar kasus yang diuji kebal terhadap pengobatan antijamur. CDC menyebutnya sebagai "ancaman resistensi antimikroba yang mendesak".

Banyak pasien berada di rumah sakit dan panti jompo.

"Satu dari tiga pasien dengan infeksi meninggal, tetapi sulit untuk menilai peran pasti yang dipicu Candida auris pada pasien yang rentan," kata ahli epidemiologi CDC Dr Meghan Lyman, penulis utama laporan tersebut dikutip dari BBC Health.

Jamur Candida auris yang kebal obat-obatan baru ditemukan sekitar 15 tahun yang lalu, tapi sudah menjadi salah satu mikroba yang paling ditakuti di rumah sakit.

Bagaimana tidak, kalau masuk ke dalam tubuh, jamur sejenis ragi ini dapat memengaruhi aliran darah, sistem saraf, dan berbagai organ dalam. Karena kebanyakan pasien sudah sakit, terkadang sulit untuk mendeteksi infeksi jamur. Hanya tes laboratorium yang dapat memastikan adanya infeksi.

CDC mengaitkan peningkatan jumlah kasus yang dilaporkan dengan pencegahan infeksi yang buruk di fasilitas kesehatan, serta peningkatan upaya skrining yang meningkatkan lonjakan infeksi.

Situasi juga dinilai memburuk karena tekanan pada perawatan kesehatan dan sistem kesehatan masyarakat selama pandemi COVID-19.

"Masalah terbesar dengan jamur ini adalah resistensinya pada obat-obatan yang kita punya," kata Dr. Tina Joshi, profesor madya di jurusan Biologi Molekuler Universitas Plymouth, Inggris.

"Tetapi masalah lainnya ialah mengidentifikasi infeksi C. auris cukup sulit dan ia bisa dengan mudah disangka sebagai jenis fungi lain, mengakibatkan salah perawatan," sambungnya.























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Infeksi Jamur 'Super Kebal' Landa Rumah Sakit di AS, CDC Ketar-Ketir"