Foto: Agung Pambudhy |
Ramai perihal Presiden RI Joko Widodo melarang pejabat dan ASN untuk buka puasa bersama lantaran RI masih dalam fase transisi dari pandemi menuju endemi COVID-19. Dalam kata lain, pandemi COVID-19 di Indonesia belum benar-benar selesai.
Menanggapi itu, spesialis penyakit dalam dari Junior Doctor Network Indonesia, dr Andi Khomeini Takdir Haruni atau yang disapa dr Koko menyoroti temuan 99 persen masyarakat Indonesia sudah memiliki antibodi terhadap virus Corona. Justru menurutnya, buka puasa bersama bisa menjadi kesempatan untuk masyarakat makan sehat bersama-sama.
"Serosurvei rakyat Indonesia 99 persen punya imunitas. Via bukber imunitas mereka bisa lebih baik. Bukber: nasi, ikan, telur, sayur, dan buah. Pejabat bisa ngasih contoh di daerah masing-masing," ungkapnya lewat cuitan di akun @dr_koko28, dikutip detikcom atas izin yang bersangkutan.
Adapun temuan 99 persen masyarakat RI sudah memiliki antibodi sebelumnya sempat disampaikan oleh Kementerian Kesehatan RI, mengacu pada riset bersama Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI).
Kepala Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) Kemenkes RI, Syarifah Liza Munira, SE., MPP., Ph.D sempat menjelaskan setiap orang bisa memiliki kadar antibodi yang berbeda. Salah satu faktornya, yakni riwayat kelengkapan dosis vaksin COVID-19.
"99 persen ini kan proporsi penduduk yang mempunyai antibodi. Mengenai kadar antibodinya itu, berbeda-beda," ungkapnya dalam konferensi pers terkait hasil survei imunitas (sero survei) di Kemenkes RI, Jakarta Selatan, Jumat (3/2).
"Kalau kita lihat sebagaimana disampaikan pakar FKM UI, kadar terbesar ada di booster yang sudah mendapatkan booster. Semakin lengkap status vaksinasi, semakin tinggi kadar antibodinya," imbuh Liza.
Namun demikian menurutnya, vaksin COVID-19 yang sudah diterima masyarakat hanya bekerja menekan risiko gejala berat pada pasien, bukan sepenuhnya mencegah infeksi virus Corona. Senada, dr Koko mengingatkan agar di momen bukber tahun ini, masyarakat yang mengalami gejala perlu tetap mengenakan masker.
"Tetap dianjurkan kalau buka bersama itu tidak dalam jumlah besar, lebih bagus. Dan kalau bisa dilakukan di outdoor itu akan lebih bagus," ungkap dr Koko lebih lanjut pada detikcom, Kamis (23/3) malam.
"Kalau ada yang sakit, itu yang pakai masker. Kalau ada yang bergejala, itu yang pakai masker," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Heboh Larangan Bukber Pejabat-ASN, Dokter Ungkap Kondisi Imunitas Warga RI"