Gejala khas COVID-19 varian Arcturus. Foto: Getty Images/loops7 |
Laporan terakhir dari Kementerian Kesehatan RI pada Senin (17/4/2023), sudah ada total 7 kasus COVID-19 dengan infeksi subvarian Omicron XBB.1.16 atau varian Arcturus di Indonesia. Varian ini diduga menjadi biang kerok lonjakan COVID-19 di sejumlah negara, seperti India hingga Singapura.
Menurut juru bicara Kemenkes RI dr Mohammad Syahril, seluruh pasien tersebut mengalami gejala ringan. Gejalanya pun mirip dengan infeksi varian Corona lainnya yang merebak sebelumnya.
"Sebetulnya gejalanya hampir sama dengan COVID lalu Delta, Omicron, kemudian XBB, sekarang XBB.1.6," ungkapnya dalam konferensi pers terkait Update Perkembangan COVID-19, Senin (17/4).
Lebih lanjut Syahril menjelaskan, gejala yang paling banyak ditemukan pada pasien COVID-19 varian Arcturus adalah batuk. Di samping itu, ada juga temuan gejala lain berupa:
- Sakit tenggorokan atau sakit saat menelan
- Nyeri tubuh
- Hilang napsu makan
Sebagian negara juga melaporkan gejala COVID-19 varian Arcturus berupa kemerahan pada mata. Namun Syahril menegaskan, kondisi mata merah ini tak selalu mengindikasikan adanya infeksi virus Corona sehingga tak bisa dijadikan patokan.
"Sebagian di beberapa negara di matanya itu ada kemerahan. Istilah kedokterannya konjungtivitis. Dan ada kotoran seperti belekan. Tapi tidak semua kasus jadi jangan dijadikan patokan," pungkas Syahril.
Hal senada terkait gejala mata merah pasien Arcturus sempat disampaikan juga oleh Kepala Seksi Imunisasi Dinkes DKI, dr Ngabila Salama. Mengingat dari 7 kasus tersebut, lima di antaranya berlokasi di DKI Jakarta dan dua di Surabaya.
"Mayoritas mengeluhkan gejala baru mata merah, perih, keluar kotoran mata/belek," ungkap Kepala Seksi Imunisasi Dinkes DKI dr Ngabila Salama, kepada detikcom, Selasa (18/4).
Spesialis mata dr Timmy Budi Yudhantara, SpM menjelaskan gejala varian Arcturus pada mata memang sangat mirip dengan konjungtivitis virus yang lain. Pasalnya, virus dapat menular atau menginfeksi mata lewat sentuhan tangan yang tidak bersih atau bertemu dengan orang yang mungkin terinfeksi lalu terkena percikan air liur saat berbicara, bersin, atau batuk.
"Gejala nya sangat mirip dengan konjungtivitis virus yang lain, yang agak membedakan ada sedikit kabur, lebih sensitif cahaya, dan dirasakan lebih nyeri," terang dr Timmy pada dihubungi detikcom, Selasa (18/4).
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Sudah Masuk RI, Begini Gejala Khas COVID-19 Varian Arcturus pada Mata"