Hagia Sophia

05 July 2023

Konsumsi Daging Kambing Tidak Aman dan Banyak Efek Sampingnya? Ini Kata Dokter

Foto: Getty Images/iStockphoto/Vladimir Mironov

Ketika persediaan daging melimpah, banyak kekhawatiran ancaman kolesterol dan darah tinggi. dr. Tirta menjawab mitos efek samping daging kambing pada tubuh.

Setelah perayaan Idul Adha, persediaan daging di rumah akan melimpah ruah. Baik daging sapi maupun daging kambing menumpuk dan menunggu untuk diolah.

Sayangnya banyak orang yang takut mengonsumsi daging kambing karena merasa tidak aman dan terlalu banyak efek sampingnya. Menurut kepercayaan yang selama ini beredar, daging kambing kerap disalahkan sebagai sumber dari beberapa penyakit tertentu.

Misalnya darah tinggi dan kolesterol yang melonjak secara tiba-tiba. Menanggapi kepercayaan masyarakat tersebut dr. Tirta, selaku dokter sekaligus pebisnis, angkat bicara. Ia menyampaikan penjelasannya melalui sebuah utas.

Dr. Tirta membantah daging kambing sebagai penyebab kolesterol dan darah tinggi. Foto: Getty Images/iStockphoto/Vladimir Mironov

"Daging kambing menyebabkan darah tinggi dan kolesterol naik, lalu leher nyut-nyutan itu = MITOS!" tulis dr. Tirta pada cuitannya (1/7).

Lebih lanjut, dr. Tirta menjelaskan bahwa ada dua faktor yang menyebabkan darah tinggi. Pertama gaya hidup dan buruk dan lainnya adalah olahan daging kambing yang ditambah rasa gurih serta campuran garam.

Menurut jurnal Goat Meat Does Not Cause Increased Blood Pressure yang dipublikasi pada National Library of Medicine, 2014, daging kambing justru menjadi penyelamat. Pada perang dunia kedua kawasan Okinawa dan sebagian Asia mengalami kelangkaan makanan dna hanya daging kambing yang tersedia.

Hampir setiap hari masyarakat mengonsumsi daging kambing untuk menyelamatkan diri dari kelaparan. Tak ada satu orang pun yang dilaporkan mengalami tekanan darah tinggi maupun lonjakan kolesterol.

Faktanya, penggunaan garam yang membuat daging kambing memicu darah tinggi dan kolesterol. Foto: Getty Images/iStockphoto/Vladimir Mironov

Untuk mengetahuinya dengan jelas, para ahli dari Asian-Australian Journal of Animal Sciences membuktikannya dengan percobaan pada tikus. Ada dua kelompok tikus yang diberi olahan daging kambing tanpa garam dan daging kambing dengan garam.

Selama 14 hari dua kelompok tikus ini diberi perlakuan yang sama dengan pola diet yang berbeda dan dicek tekanan sistolik serta diastoliknya secara rutin. Hasilnya kedua kelompok tikus mengalami perbedaan kondisi setelah 14 minggu penelitian berjalan.

Tikus kelompok pertama yang diberikan daging kambing tanpa garam tidak mengalami kenaikan tekanan darah maupun kolesterol. Secara klinis semua kadar di dalam tubuhnya normal.

Sedangkan pada tikus kelompok kedua yang diberikan daging kambing dengan garam mengalami kenaikan tekanan darah hingga 3%. Sehingga para ahli menyimpulkan bahwa penggunaan garam yang menjadi penyebab naiknya tekanan darah.

Furqon Satria, selaku dokter spesialis jantung dan pembuluh darah juga membenarkan hal tersebut. "Konsumsi daging kambing TIDAK meningkatkan tekanan darah, yang meningkatkan adalah garam yang dipakai untuk memasak daging kambing. Batasi 1 sendok teh per hari," tulis Furqon.
























Artikel ini telah tayang di food.detik.com dengan judul "Benarkah Konsumsi Daging Kambing Kurang Menyehatkan? Ini Penjelasan dr. Tirta"