Foto: Getty Images |
Tingkat es laut Antartika mencapai rekor terendah pekan lalu, menurut National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA). Ilmuwan memperingatkan, perilaku luar biasa ini dapat menandai awal dari penyusutan secara jangka panjang.
NOAA menyebutkan, pada 27 Juni, luas es laut di Antartika menyusut hampir 2,6 juta kilometer persegi di bawah rata-rata sepanjang tahun ini, dibandingkan dengan periode antara 1981 hingga 2010. Sebagai gambaran, itu setara dengan kehilangan area es hampir 20 kali Pulau Jawa yang luasnya sekitar 126.700 kilometer persegi.
Karena pergantian musim di Antartika relatif terhadap Belahan Bumi Utara, Antartika saat ini sedang musim dingin, dan es laut seharusnya tumbuh dengan cepat. Sementara es laut terakumulasi di sekitar benua, ini tidak terjadi pada tingkat yang sama seperti tahun-tahun sebelumnya.
"Di tengah fase pertumbuhan musim dinginnya, es laut Antartika telah mencapai rekor terendah sepanjang tahun ini. Luas es laut mendekati setengah juta mil persegi di bawah batas terendah sebelumnya, diamati pada tahun 2022," tulis NOAA di akun Twitter mereka.
In the midst of its winter growth phase, Antarctic sea ice has reached a record smashing-low extent for this time of year. Sea ice extent is approaching a half a million square miles below the previous lowest extent, observed in 2022.https://t.co/d3Ud8xxy05 pic.twitter.com/GN2YVEMO6K
— NOAA Climate.gov (@NOAAClimate) June 28, 2023
Dibandingkan dengan periode antara tahun 1981 dan 2010, es laut telah menyusut hampir secara seragam di sekitar pinggiran benua, kecuali di Laut Amundsen, lepas Antartika Barat, tempat es laut tumbuh dan meluas lebih jauh dari rata-rata.
Secara total, es laut Antartika sekarang mencakup kira-kira 11,7 juta kilometer persegi, dan area ini diproyeksikan akan tumbuh hingga pertengahan atau akhir September, saat luas es laut biasanya mencapai maksimum sekitar 18,4 juta kilometer persegi. Es kemudian akan menyusut selama musim semi dan musim panas Antartika untuk mencapai minimum tahunan sekitar 2,5 juta kilometer persegi, yang biasanya tercatat pada akhir Februari hingga awal Maret.
"Luas es laut Antartika menunjukkan lebih banyak variasi dari tahun ke tahun daripada es laut Arktik karena perbedaan geografis antara kedua wilayah. Namun demikian, rekor terendah saat ini tidak biasa," kata juru bicara NOAA.
Para peneliti telah mengetahui selama beberapa waktu bahwa es laut di Kutub Utara berada pada lintasan penurunan jangka panjang, dengan penurunan yang semakin cepat, perubahan lanskap yang dramatis, serta berpotensi permanen yang didorong oleh perubahan iklim.
Para peneliti mengukur tingkat es laut Antartika secara konsisten di bawah rata-rata 1981 hingga 2010, dengan rekor terendah harian ditetapkan sejak April 2023 dan tingkat terendah sejak catatan satelit mulai direkam pada Maret, untuk tahun kedua berturut-turut.
Artikel ini telah tayang di inet.detik.com dengan judul "Es Antartika Menyusut Parah Setara 20 Kali Luas Pulau Jawa"