Hagia Sophia

16 February 2025

Sebelumnya Dikira Kanker Ovarium, Ternyata Remaja 16 Tahun Ini Idap Tumor Otak

Foto ilustrasi: Getty Images/gorodenkoff

Seorang remaja di Skotlandia mengeluhkan perut kembung dan nyeri yang menyakitkan. Ternyata, ada hal yang lebih buruk terjadi di hidupnya.

Kondisi ini dialami remaja perempuan bernama Alex Arkell saat sedang berlibur bersama keluarganya. Sejak pertama kali merasakan gejala-gejala itu, ia langsung memeriksakannya ke dokter.

Saat di klinik, Alex menjalani tes darah dan dirujuk ke rumah sakit untuk menjalani USG. Di tahap ini, ia mulai mengalami gangguan penglihatan di mata kirinya.

Hasil pemeriksaan membuatnya terkejut. Ditemukan ada pembsaran di ovariumnya sebesar 13 cm dan tumor otak yang langka di tubuhnya.

"Di usia yang saat itu baru 16 tahun, kematian seperti sudah ada di depan mata. Semua yang ada di hidup saya sudah tidak berarti apa-apa sejak hari itu," tutur Alex yang dikutip dari Mirror UK.

Pada saat itu, dia didiagnosis memiliki adenoma hipofisis yang mengeluarkan hormon perangsang folikel (FSH) yang langka.

Awalnya, dokter mengira Alex mengidap kanker ovarium. Setelah diperiksa lebih lanjut, ternyata itu adalah tumor otak yang harus segera dioperasi sebelum Alex kehilangan penglihatan dan kistanya pecah.

"Saya dirawat di rumah sakit untuk operasi darurat dua hari kemudian. Saat itu, saya tidak tahu bagaimana ini akan mengubah hidup saya," kata Alex.

"Saya kewalahan, takut, cemas, dan khawatir tentang operasi tersebut. Di saat itu, saya bertanya-tanya apakah akan mati," sambungnya.

Setelah operasi pada 2021, Alex mengalami komplikasi yang membuatnya kesulitan untuk makan, berjalan, bahkan tidur. Ia pun dirawat di rumah sakit selama dua minggu.

Selama itu, tim dokter selalu memeriksa dan memantau kondisi hormon, darah, dan kondisinya setiap jam.

Musibah lainnya pun dialami Alex yang didiagnosis dengan Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) saat berjuang melawan serangan panik.

Sekitar 13 bulan kemudian, ia harus menjalani operasi darurat karena tumor di otaknya menekan saraf optiknya.

Pada Februari 2023, dia menjalani terapi sinar proton, radioterapi yang ditargetkan dan kurang invasif, selama lima minggu. Perempuan yang sekarang berusia 19 tahun itu merenungkan kondisinya.

"Saya takut, khawatir, dan merasa sangat cemas. Ini benar-benar masa yang sulit dan harus bergantung pada obat-obatan untuk bisa tetap hidup," beber Alex.

"Saya telah menjalani begitu banyak tes, MRI, konsultasi, dan radioterapi," lanjutnya.

Pada Desember 2023, Alex mengetahui bahwa radioterapi yang dijalaninya tidak berhasil dan harus menjalani operasi ketiga. Di saat itu, dirinya sudah sangat kuat secara mental dan siap menjalaninya.

"Operasi berjalan sangat baik. Sekitar lima jam setelah bangun, saya bernyanyi sambil berdansa kecil diiringi lagu 'Staying Alive'," ujarnya.

Menurut Alex, itu adalah pengalaman yang luar biasa. Kini, dia telah menjalani empat minggu pascaoperasi. Meski masih harus menjalani terapi, ia sudah bisa mengambil sisi positif dari semua hal yang telah dialaminya.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Kisah Remaja Kena Tumor Otak di Usia 16 Tahun, Begini Kondisinya"