Hagia Sophia

04 September 2023

Beberapa Gejala Varian Pirola yang Dikawatirkan Bikin Kasus COVID-19 Meningkat

Foto: Getty Images/loops7

Dunia kini digegerkan dengan kemunculan varian Corona baru, yakni subvarian Omicron B.2.86 atau yang juga disebut sebagai varian Pirola. Di Denmark, tempat kasus COVID-19 dengan varian ini pertama kali muncul, sedang dilakukan pengujian untuk memastikan apakah varian Corona ini dapat menimbulkan ancaman gelombang COVID-19 baru.

Statens Serum Institute juga menegaskan, hingga kini tidak ada bukti bahwa varian Pirola menyebabkan gejala yang lebih berat dibandingkan varian-varian Corona lainnya. Sejalan dengan penjelasan pejabat Badan Keamanan Kesehatan Inggris yang menyebut, diperlukan waktu beberapa minggu untuk memastikan sifat biologis dari varian Pirola.

"Penelitian terbaru menunjukkan bahwa varian ini kemungkinan lebih mampu menghindari respons imun," ungkap Ahli virologi di Universitas Warwick, Profesor Lawrence Young dikutip dari Daily Mail, Minggu (3/9/2023).

"Namun, BA.2.86 tampaknya kurang menular dibandingkan varian sebelumnya dan ini merupakan kabar baik," imbuhnya.

Berikut sejumlah gejala COVID-19 dengan infeksi varian Pirola:

Hidung beringus dan bersin
Sebuah studi pada 2022 yang dipublikasikan dalam jurnal Nature menemukan bahwa nenek moyang Pirola BA.2 memiliki gejala khas berupa pilek seperti influenza.

"Kombinasi perubahan virus dan kekebalan yang disebabkan oleh infeksi dan vaksinasi sebelumnya telah mengubah gejala yang terkait dengan Covid selama tiga tahun terakhir," beber Profesor Young.

'Sekarang ini lebih mirip flu dibandingkan saat kita pertama kali mengalami COVID," imbuhnya.

Ia menambahkan, namun kondisi itu tak menjamin pasien COVID-19 dengan infeksn varian Pirola sepenuhnya bebas dari risiko gejala berat.

Sakit kepala
Dokter spesialis penyakit menular di Avita Health System di Ohio dan anggota American Medicine Association, Nancy Crum, mengatakan bahwa gejala BA.2 juga termasuk sakit kepala, serta mual atau muntah.

Salah satu pendiri aplikasi Zoe COVID sekaligus profesor epidemiologi genetik di King's College London, Tim Spector, mengatakan bahwa berdasarkan data Zoe, pilek masih merupakan gejala Omicron yang paling umum, diikuti dengan tanda-tanda termasuk sakit kepala.

Kelelahan
Kelelahan atau kurang tidur adalah gejala utama lainnya yang sering dikaitkan dengan varian BA.2, termasuk varian Pirola. Dpsen klinis senior di Fakultas Kedokteran Universitas Exeter, Profesor David Strain, menyebut hal itu disebabkan oleh komponen vaskular dari varian Pirola.

"Tidur non-restoratif pada dasarnya, mereka akan terbangun dan merasa lelah seolah-olah mereka belum istirahat, seolah-olah mereka belum tidur sama sekali," ungkapnya.

Sakit tenggorokan
"Subvarian Omicron BA.1 dan BA.2 tampaknya bermigrasi dari (terutama menginfeksi) paru-paru dan jaringan saraf ke saluran udara bagian atas," ungkap Prpofesor Strain lebih lanjut.

Seiring itu, dokter juga menemukan bahwa ada lebih banyak kasus sakit tenggorokan dan faringitis pada pasien COVID-19 dengan infeksi Pirola.

Demam
Penelitian yang dipublikasikan awal tahun ini di The Lancet Infectious Diseases juga menemukan lebih dari 50 persen orang yang terinfeksi BA.2 dilaporkan mengalami demam.

Batuk terus-menerus
Batuk terus-menerus dikenal sebagai salah satu dari tiga gejala 'klasik' COVID-19, bersamaan dengan demam dan hilangnya rasa atau penciuman. Pada kondisi ini, batuk kering berlangsung selama berkali-kali dalam sehari selama setengah hari atau lebih.




























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Daftar Gejala Khas Varian Pirola, Dikhawatirkan Jadi Biang Kerok COVID Naik Lagi"