Ilustrasi pasien mycoplasma pneumonia. (Foto: Thinkstock) |
Kementerian Kesehatan RI mencatat kasus mycoplasma juga mulai kembali terdeteksi di DKI Jakarta, saat ini berjumlah enam pasien. Meski keenam pasien sudah dinyatakan pulih, pemerintah masih melakukan penelusuran epidemiologis terkait kemungkinan penyebaran yang meluas, khususnya di sekolah.
Dokter spesialis anak RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) Dr dr Nastiti Kaswandani, SpA(K) menyebut kemungkinan besar penularan mycoplasma pada anak di sekolah relatif tinggi walaupun sumber penularan dari tempat lain juga tidak bisa dipungkiri.
"Dari mana anak tertular mycoplasma? Seperti penyakit pernapasan lainnya, mycoplasma ditularkan melalui droplet, percikan liur yang mengandung kuman, ketika anak yang sakit mycoplasma kemudian batuk bersin sampai ke anak lainnya," tutur dr Nastiti dalam konferensi pers Rabu (6/12/2023).
"Sangat mungkin terjadi di sekolah, tempat bermain, dan aktivitas lainnya, dari rumah, bisa juga di pertemuan keluarga," sambungnya.
Meski begitu, tidak ada pengetatan yang dilakukan di sekolah seperti awal COVID-19 merebak. dr Nastiti mengimbau orang tua untuk memperhatikan anak yang tengah sakit, misalnya mengeluhkan demam tinggi, sampai batuk pilek, agar tidak bersekolah sementara waktu.
"Tidak ada yang khusus seperti waktu COVID-19, tetapi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), seperti kalau sakit jangan ke sekolah kalau masih ada sedikit gejala sudah sehat, pakailah masker, lebih baik menggunakan masker ketika ada di kerumunan, mencuci tangan," sambung dia.
"Kalau sakit jangan ke sekolah yang berpotensi menularkan penyakit," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "6 Anak Kena Mycoplasma Pneumoniae di DKI, Tertular dari Mana?"