Hagia Sophia

14 December 2023

Dikira DBD, Ternyata Warga Tangsel Ini Positif COVID-19

Foto: Getty Images/loops7

Seorang pekerja swasta di Serpong, Tangerang Selatan, menceritakan pengalamannya terkena COVID-19 kala kasusnya naik lagi di Indonesia. Dia tak menyangka keluhan yang dialaminya ternyata gejala infeksi SARS-CoV-2.

Vita (27) bercerita dia dan suaminya sudah tiga kali vaksin COVID-19 sebelum akhirnya positif untuk yang pertama kalinya pada November 2023, saat penyakitnya sudah menjadi endemi di Indonesia.

"Jadi awalnya yang bergejala itu sebenarnya suami, nggak enak badan, sakit tenggorokan, demam. Itu di hari Selasa tanggal 28 November. Terus hari Rabu cek lab, hasilnya bagus semua, tipes nggak, DBD nggak," tutur Vita kepada detikcom, Senin (11/12/2023).

Dua hari setelahnya dia mengeluhkan sejumlah gejala, tapi belum mengira terkena COVID-19. Namun karena hasil laboratorium tak menunjukkan infeksi bakteri atau virus lain, keduanya pun memutuskan tes swab COVID-19.

"Kenapa akhirnya inisiatif tes COVID-19, karena gejalanya ini aneh dan kita nggak pernah merasakan ini sebelumnya," tambahnya.

Terkait gejala COVID-19, Vita mengatakan kondisinya betul-betul drop di hari pertama. Lemas, tak nafsu makan, sulit tidur, demam, sakit tenggorokan namun tak ada batuk. Kondisinya baru membaik di hari kedua setelah dinyatakan positif COVID-19.

Berbeda dengan suaminya yang mengeluhkan gejala lebih berat dengan demam berlangsung 3 hari, sakit tenggorokan, batuk dan hilang indra penciuman atau anosmia. Saat positif COVID-19 keduanya menjalani isolasi mandiri selama 9 hari sebelum dinyatakan negatif.

"Gejalanya beda banget dan aku udah yakin bisa negatif duluan," bebernya.

Gejala COVID-19 bisa berbeda pada setiap pengidapnya. Di Indonesia, varian COVID-19 yang mendominasi adalah EG.5, subvarian Omicron.

Varian EG.5 sangat mirip dengan varian omicron sebelumnya, yang berarti varian ini juga sangat mudah menular, kata Dr Albert Ko, seorang dokter penyakit menular dan profesor di Yale School of Public Health.

Belum ada data klinis yang cukup tentang gejala EG.5 yang paling umum.

"Saat ini tidak ada perubahan pada gejala EG.5," kata Pekosz. Sejauh ini, gejala EG.5 terlihat sangat mirip dengan gejala omikron standar, kata Ko dikutip dari TODAY.

Gejala varian EG.5 termasuk:
  • Batuk
  • Sakit tenggorokan
  • Pilek
  • Bersin
  • Kelelahan
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot
  • Indera penciuman berubah
Kelompok tertentu berisiko lebih tinggi terkena penyakit parah atau komplikasi, termasuk orang yang berusia di atas 65 tahun dan mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah atau memiliki kondisi medis yang mendasarinya.




























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Tak Enak Badan Dikira DBD, Warga Tangsel Inisiatif Tes COVID-19 Ternyata Positif"