Situasi salah satu fasilitas kesehatan di Jalur Gaza. (Foto: reuters) |
Pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan sistem kesehatan di Gaza masih terus dikepung dan nyaris tidak berfungsi. Israel masih terus gencar meningkatkan serangan di wilayah Gaza utara dan selatan.
"WHO dan mitra tetap berkomitmen kuat untuk tetap berada di Gaza dan membantu masyarakat," ujar perwakilan WHO di wilayah Palestina Richard Peeperkorn, dikutip dari VOA News, Rabu (13/12/2023).
Richard selama dua minggu telah menjalankan misi medis di Gaza. Ia mengatakan setelah 60 hari lebih pertempuran terjadi, sistem kesehatan di Gaza telah menurun secara signifikan. 36 rumah sakit yang ada di Gaza kini tinggal sisa 11 yang masih berfungsi sebagian. Satu rumah sakit di wilayah utara dan 10 lainnya di wilayah selatan.
"Gaza utara nampak seperti tempat yang tandus tanpa bisa dihidupi. Kehancurannya sangat besar. Kami masih terkejut melihat begitu banyak orang berada di jalan, tergeletak di jalanan," jelasnya.
Salah satu misi yang dijalani Richard adalah mendatangi RS Al-Ahli yang menjadi satu-satunya rumah sakit yang berfungsi di wilayah utara. Halaman dan setiap ruangan penuh dengan pasien dan pengungsi internal.
Richard menuturkan bahwa ia tidak pernah melihat kondisi yang separah ini. Ia menyaksikan banyak pasien trauma dibawa dengan kereta keledai, hingga orang dengan luka parah yang berjalan kaki ke rumah sakit.
"Saya bekerja di Afghanistan selama 7,5 tahun dan telah melihat beberapa pemandangan yang cukup suram, namun saya belum pernah melihat pemandangan seperti ini di hidup saya," kata Richard.
"RS Al-Ahli dapat digambarkan berada di dalam keadaan kacau balau dan merupakan zona bencana kemanusiaan," tambahnya.
Richard mengatakan segala upaya dilakukan untuk memastikan fasilitas medis dapat tetap bekerja. Sistem kesehatan memerlukan perlindungan dan pemulihan sesegera mungkin.
Laporan Kementerian Kesehatan Gaza terakhir mengungkapkan jumlah korban jiwa sudah mencapai 18.205 orang dan 49.645 mengalami luka-luka. Lebih dari 60 persen korban merupakan perempuan dan anak-anak.
WHO melaporkan semenjak dimulainya perang, 165 ribu orang mengalami infeksi pernapasan dan lebih dari 50 ribu anak-anak mengalami diare. Permasalahan kesehatan lainnya antara lain adanya kutu, puluhan ribu ruam kulit, cacar air, meningitis, penyakit kuning, serta penyakit menular, tidak menular, dan penyakit kronis lainnya.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Situasi Gaza Makin Parah, WHO: Faskes Kolaps, Banyak Korban Tergeletak di Jalanan"