![]() |
Panic buying di Hong Kong. (Foto: REUTERS/Tyrone Siu) |
Masyarakat di Hongkong ramai-ramai menyerbu toko dan supermarket persiapan darurat menjelang kedatangan angin topan Ragasa. Aksi panic buying ini dilakukan karena mereka khawatir kehabisan makanan dan kebutuhan rumah tangga lainnya.
Dikutip dari Channel News Asia, kondisi ini membuat rak sayur, roti, dan makanan pokok lain di supermarket habis.
"Pasti ada rasa khawatir," kata Zhu Yifan (22), seorang mahasiswa yang sedang berbelanja di supermarket.
Kekhawatiran ini terasa sampai Shenzhen, sebuah kota di China yang berbatasan langsung dengan Hong Kong. Rak-rak berisi daging segar dan sayuran hampir kosong di sebuah supermarket di Distrik Bao'an, Senin malam, menurut AFP.
Seorang pegawai supermarket mengatakan bahkan roti sudah habis sejak tengah hari.
"Biasanya tidak seperti ini," katanya.
Topan Ragasa menghasilkan angin dengan kecepatan maksimum berkelanjutan hingga 220 km/jam. Topan itu disebut akan melintas di Laut China Selatan, lalu ke sebagian wilayah Filipina, menurut Badan Meteorologi Hong Kong.
Hong Kong bersiap menghadapi gangguan besar serta kerusakan besar. Sedangkan, Shenzhen telah memerintahkan evakuasi sebanyak 400 ribu orang.
"Ragasa akan menjadi ancaman serius bagi Hong Kong, yang bisa mencapai tingkat kerusakan seperti Hato pada 2017 dan Mangkhut pada 2018," ujar pejabat Hong Kong Eric Chan.
Permukaan air laut diperkirakan naik sekitar 2 meter di wilayah pesisir Hong Kong, bahkan bisa mencapai 4 hingga 5 meter di beberapa area. Warga diminta mengambil langkah pencegahan yang tepat.
Pemerintah setempat telah membagikan karung pasir pada Senin kepada warga di daerah rendah untuk memperkuat rumah mereka.
Makau juga bersiap menghadapi dampak signifikan angin topan dengan penutupan sekolah dan rencana evakuasi.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Warga Hong Kong Mendadak Panic Buying Serbu Sayur-Roti, Ada Apa?"