Hagia Sophia

26 September 2025

Menurut Studi, Pelihara Kucing Bikin Otak Lebih Relaks dan Tidak Mudah Stres

Foto: Getty Images/NiseriN

Sebuah studi mengungkapkan orang yang memelihara kucing mengalami perubahan tertentu pada kondisi otak. Ini berkaitan dengan zat kimia otak bernama oksitosin, yang dikenal dengan 'hormon cinta'.

Oksitosin biasanya muncul ketika seorang ibu menggendong bayinya, seseorang berpelukan dengan teman, atau ketika seseorang jatuh cinta. Penelitian menunjukkan oksitosin memainkan peranan penting dalam hubungan manusia dan kucing.

Dikutip dari Live Science, oksitosin berperan penting dalam ikatan sosial, kepercayaan, dan regulasi stres pada hewan maupun manusia. Eksperimen di tahun 2005 bahkan menunjukkan oksitosin membuat manusia secara signifikan lebih bersedia untuk mempercayai orang lain dalam hal 'urusan uang'.

Oksitosin juga memiliki efek menenangkan pada manusia dan hewan. Oksitosin menekan hormon stres kortisol dan mengaktifkan sistem saraf parasimpatis (sistem istirahat dan cerna) untuk membantu tubuh rileks.

Para ilmuwan telah lama mengetahui interaksi yang bersahabat memicu pelepasan oksitosin baik pada anjing maupun pemiliknya. Ini menciptakan lingkaran umpan balik ikatan.

Namun, hingga baru-baru ini, tidak banyak yang diketahui tentang efeknya pada kucing.

Kucing lebih halus dalam menunjukkan kasih sayang. Namun, para pemiliknya sering melaporkan perasaan hangat berupa kebersamaan dan kelegaan dari stres yang mirip dengan yang dirasakan pemilik anjing.

Ada semakin banyak penelitian yang mendukung laporan ini. Salah satunya pada penelitian tahun 2021 di Jepang menemukan sesi singkat membelai kucing meningkatkan kadar oksitosin pada banyak pemilik.

Dalam penelitian itu, peserta diminta berinteraksi dengan kucing mereka selama beberapa menit, sementara ilmuwan mengukur kadar hormon pada pemilik. Hasil penelitian menunjukkan 'kontak ramah' seperti membelai atau berbicara lembut dengan kucing berhubungan dengan peningkatan oksitosin yang dites dari air liur, dibandingkan ketika tanpa kehadiran kucing.

Studi lain pada tahun 2002, menemukan aliran oksitosin dari kontak lembut dengan kucing membantu menurunkan hormon stres kortisol, yang selanjutnya memberi efek penurunan tekanan darah dan bahkan rasa sakit.

























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Terbukti Lewat Studi, Pelihara Kucing Bikin Otak Lebih Relaks-Nggak Mudah Stres"