(Magdalena HNG/detikcom) |
Kualitas udara di DKI Jakarta terpantau masih masuk 'zona merah' siang ini pukul 14:00 mengacu data IQAir, Selasa (15/8/2023). Konsentrasi PM 2.5 berada di 58.7µg/m³, 11,7 kali lipat melampaui pedoman aman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Dinas Kesehatan DKI mewanti-wanti masyarakat untuk selalu menggunakan masker.
Apa masker yang efektif menangkal polusi?
Kepala Seksi Surveilans Imunisasi Dinkes DKI dr Ngabila Salama menyarankan masyarakat tidak mengenakan masker kain. Partikel polusi udara di PM 2.5 amat kecil, sehingga sangat mudah terhirup.
"Partikel polusi udara kecil, yang terbaik memakai masker N95 dibandingkan masker medis. Apalagi masker kain sangat tidak efektif," kata dr Ngabila saat dihubungi detikcom Selasa (15/8/2023).
"Selalu pakai jika beraktivitas outdoor," pesan dia.
dr Ngabila juga mewanti-wanti kelompok rentan seperti bayi, balita, prelansia, lansia, hingga ibu hamil lebih baik menghindari sementara aktivitas di luar ruang. Selalu memantau kualitas udara sekitar dengan aplikasi, demi menghindari risiko penyakit yang bisa ditimbulkan.
Salah satunya termasuk asma. Di tengah cuaca buruk yang juga dipicu kemarau, ia mengimbau ada baiknya melengkapi 15 imunisasi rutin gratis untuk anak.
"Ada beberapa imunisasi untuk mencegah terjadinya ISPA dan pneumonia seperti, PCV, haemophilus influenzae tipe B dalam pentavalen. Imunisasi berbayar yang disarankan per tahun ada imunisasi influenzae terutama untuk kelompok rentan anak dan lansia," jelasnya.
"Untuk menjaga imunitas baik dan tidak mudah sakit terus lakukan pola hidup sehat," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Dinkes DKI Ingatkan, Masker yang Seperti Ini Tak Efektif Tangkal Polusi"