Ilustrasi. Foto: Shutterstock/ |
Sejumlah kebiasaan menjadi faktor risiko stroke. Mulai dari kebiasaan merokok, terlalu banyak asupan garam, kurang aktivitas fisik, hingga kelebihan berat badan. Yang tak boleh kelupaan, kebiasaan begadang dan kurang tidur juga bisa menjadi faktor risiko stroke. Kenapa?
Menurut dokter spesialis neurologi dr Sigit Dewanto H, SpN, FINS, FINA, kondisi kurang tidur ini sebenarnya tidak secara langsung memicu stroke, melainkan bersifat secara tidak langsung. Artinya, kondisi kurang tidur memicu sejumlah kondisi yang kemudian menjadi faktor risiko stroke.
"Kurang tidur biasanya kalau kita kurang tidur, metabolisme kita terganggu. Jadinya korelasinya gampang terkena faktor-faktor risikonya. Jadi nggak direct, tapi indirect. Jadi faktor risikonya dulu yang muncul. Seperti darah tinggi, gula, itu semua bisa muncul. Itu korelasinya kecapekan tadi kurang istirahat," terangnya saat ditemui detikcom di Jakarta Pusat, Rabu (25/10/2023).
Lebih lanjut dr Sigit menjelaskan, ketika tidur, terjadi proses regenerasi sel pada tubuh. Jika tidur tidak berlangsung dengan baik, proses regenerasi pun tidak berjalan baik. Dampaknya, gangguan pada tubuh termasuk hipertensi pun bisa terjadi.
Selain kondisi kurang tidur, hal lain yang bisa memicu gangguan regenerasi sel saat tidur tersebut juga kebiasaan mengorok. Pasalnya akibat mengorok, tubuh mungkin tidak mendapatkan oksigen secara maksimal. Kondisi ini disebut sebagai Obstructive Sleep Apnea (OSA).
"Jadi pada saat tidur, yang baik sebenarnya terjadi proses regenerasi sel-sel. Kita kan kerja seharian ya, capek dong sel-sel badan kita," terang dr Sigit.
"Nah itu saatnya waktu kita tidur, itu mestinya selnya regenerasi. Itu mestinya diproses, muncul. Tapi karena kita tidur dalam tanda kutip karena nggak dapat oksigennya yang baik, ya sudah muncul penyakit-penyakit tadi," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Pemicu Stroke yang Tidak Disadari, Hati-hati yang Doyan Begadang"