Kasus Mpox di DKI nanjak terus. (Foto: Getty Images/JUN LI) |
Kasus cacar monyet atau Mpox dalam kurang lebih dua pekan terakhir terus bertambah di DKI Jakarta, total hingga kini ada 15 orang yang teridentifikasi positif. Termasuk satu pasien yang pertama kali terpapar di 2022.
Menurut pakar epidemiologi di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Iwan Ariawan laporan Mpox di Indonesia berpotensi memicu epidemi atau wabah, tetapi hanya secara lokal. Mpox disebutnya maenad penyakit yang memiliki angka penularan lebih rendah ketimbang COVID-19.
"Potensi penyakit menjadi pandemi kecil, endemi, dan epidemi luas juga kecil. Epidemi lokal bisa terjadi," beber Iwan, saat dihubungi Rabu (25/10/2023).
Mpox merupakan penyakit yang dipicu virus jenis Orthipox, mirip dengan virus penyebab cacar (variola), tetani bukan cacar air. Penyakit ini ditandai dengan munculnya gejala seperti demam diikuti bercak berair pada kulit. Khusus pada kelompok rentan termasuk lansia, pengidap gangguan imunitas tubuh, atau pasien dengan riwayat komorbid, risiko gejala lebih parah lebih mungkin terjadi.
"Penularan penyakit ini melalui kontak erat kulit," sambungnya.
Iwan meyakini kecil kemungkinan kasus Mpox kemudian menjadi pandemi, terlebih Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belakangan sudah menarik status Public Health Emergency International of Concern (PHEIC).
Meski begitu, pemerintah disebutnya tidak boleh mengendorkan kewaspadaan seperti di tahap surveilans dan tracing kontak erat, demi memutus penularan yang dikhawatirkan semakin meluas.
"Jika ada kecurigaan kasus harus dilaporkan oleh fasilitas kesehatan dan segera difollow up oleh Dinas Kesehatan setempat untuk memastikan diagnosisnya, memberikan pengobatan, dan melakukan penyelidikan epidemiologi dan contact tracing," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Kasusnya Nanjak Terus, Epidemiolog UI Wanti-wanti Mpox Bisa Jadi Epidemi Lokal"