Foto ilustrasi: Getty Images/loops7 |
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mewanti-wanti soal subvarian Corona JN.1, yang memicu kenaikan kasus di beberapa negara, termasuk Indonesia. Diketahui, varian Corona yang ditetapkan sebagai 'variant of interest' itu telah ditemukan di India, China, Inggris, hingga Amerika Serikat.
Varian JN.1 ini disebut menyebar sangat cepat ke banyak penjuru dunia. Menurut WHO, hal ini mungkin dipengaruhi gelombang musim dingin dan adanya mutasi tambahan pada spike protein JN.1, dibandingkan dengan varian BA.2.86 yang merupakan turunannya.
"Varian ini diperkirakan dapat menyebabkan peningkatan kasus SARS-CoV-2 (virus corona) di tengah lonjakan infeksi virus dan bakteri lainnya, terutama di negara-negara yang memasuki musim dingin," menurut penilaian risiko WHO, dikutip dari BBC.
"Namun, saat ini bukti mengenai kemampuan JN.1 dalam mengatasi kekebalan yang diberikan oleh vaksin masih sangat terbatas," sambungnya.
WHO menjelaskan sejauh ini varian JN.1 berisiko rendah terhadap manusia dan vaksin yang ada saat ini masih memberikan perlindungan yang baik. Bahkan, sejauh ini tidak ada laporan adanya pasien yang sakit parah atau meninggal akibat varian ini.
Namun, WHO menegaskan diperlukannya lebih banyak penelitian tentang varian JN.1 terkait dampak pada kesehatannya.
"Karena jumlah negara yang melaporkan data orang yang dirawat di rumah sakit karena COVID-19 telah berkurang secara drastis," beber WHO.
Meski begitu, WHO tetap menyarankan beberapa protokol kesehatan untuk mencegah terjadinya infeksi dan penyakit parah akibat varian Corona yang tengah menyebar saat ini, seperti:
- Memakai masker di tempat yang ramai dan tertutup
- Menutupi mulut serta hidung saat batuk dan bersin
- Mencuci tangan secara teratur
- Tetap mendapatkan informasi terkini tentang vaksinasi COVID-19 dan flu, terutama jika mereka rentan
- Melakukan perawatan di rumah jika sakit
- Menjalani tes jika memiliki gejala
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Sudah Menyebar di DKI, WHO Beri Warning soal Penularan COVID-19 Varian JN.1"