Curhat warga yang emosi mendengar riuh mainan lato-lato. Foto: Ari Saputra |
Mainan lato-lato kini ngetren. Tak hanya anak-anak, banyak orang dewasa ikut menjajal mainan yang disebut-sebut bisa melatih keseimbangan. Namun di samping itu, banyak juga warga yang mengeluh terganggu oleh berisiknya lato-lato yang dimainkan anak-anak di banyak tempat, termasuk tempat umum.
Salah satunya Suci (23) mengaku terganggu oleh suara lato-lato yang dimainkan oleh anak-anak di sekitar tempat tinggalnya. Di samping itu, Suci juga menyoroti risiko cedera pada anak-anak yang bermain lato-lato.
"Di lingkungan rumah pun ada anak-anak bermain lato-lato dengan jangka waktu yang sangat lama. Irama dan ketukan lato-lato itu sangat mengganggu sekali, sehingga membuat saya bawaannya emosi terus. Selain di lingkungan rumah, di jalan juga banyak sekali yang bermain lato-lato," ungkapnya pada detikcom, Senin (9/1).
"Cederanya mungkin takut banyak anak-anak kena kepala atau mata ya. Lato-lato itu sebenarnya kan sudah dilarang di Eropa perihal bahayanya itu," sambung Suci.
Hal senada disampaikan oleh Ganda (25). Lantaran kerap terganggu oleh suara lato-lato di tempat umum, ia menyarankan, mainan lato-lato bisa dimodifikasi agar suara bisingnya mereda.
Solusi lainnya, adakan larangan bermain lato-lato di tempat umum agar tidak mengganggu ketenangan orang sekitar
"Menurut saya lato-lato sangat mengganggu kenyamanan publik dengan suara khas yang dihasilkan. Kalo bisa lato-lato dimodifikasi agar bersuara lebih senyap seperti diberikan lapisan plastik lembut untuk meredam suaranya," beber Ganda pada detikcom.
Odilia menyampaikan pendapat senada. Menurutnya, suara permainan lato-lato di area kantor bisa mengganggu konsentrasi dalam bekerja.
"Sangat menyebalkan karena iramanya sama dan keras. Itu mengganggu konsentrasi. Jadi pekerjaan kita terganggu. Kalau di kantor kan bisa pas waktu istirahat atau di luar," ungkapnya.
Lain pendapat ditambahkan oleh Dyo (54). Menurutnya, lato-lato sebenarnya bisa menjadi alternatif agar anak-anak tidak terus-terusan bermain perangkat elektronik seperti smartphone atau tablet.
"Sedikit senang melihat anak bermain lato-lato. Biar tidak hanya gadget yang dimainkan. Cuma agak membosankan ya," tuturnya.
Diketahui, kini sudah ada sekolah yang melarang siswa-siswinya membawa lato-lato ke sekolah. Dikutip dari detikJabar, larangan itu dicetuskan pihak Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bandung Barat menjelang libur sekolah berakhir. Pasalnya, suara lato-lato bisa mengganggu Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang berlangsung mulai hari ini.
Psikolog klinis dan founder pusat konsultasi Anastasia and Associate, Anastasia Sari Dewi, menjelaskan warga memang bisa terganggu oleh tren mainan lato-lato. Selain karena bisingnya mainan, banyak juga warga yang menyoroti risiko cedera.
"Ada kengerian takut lato-latonya melukai orang lain di sekitarnya, atau melukai dirinya dia sendiri. Karena kemarin viral juga nggak cuma tangan yang terluka atau sakit, melainkan juga ada yang kena ke bola mata, kena kepala, mungkin kalau kesal nggak menutup kemungkinan juga bisa terus dilempar," ungkap Sari pada detikcom, Senin (9/1).
"Ini juga berisiko sehingga tempat-tempat yang dirasa tidak mengizinkan untuk lato-lato pun seperti tempat yang serius kantor, sekolah, rumah sakit, itu menurut saya wajar untuk melarang adanya permainan lato-lato," imbuhnya.
Lebih lanjut, Sari menyoroti risiko terganggunya konsentrasi pada kegiatan penting seperti belajar dan bekerja jika lato-lato dimainkan dalam porsi terlalu banyak.
"Sebenarnya tujuannya baik untuk melatih ketangkasan, melatih keseimbangan, konsistensi gerakan dan lain sebagainya, itu kan sebenarnya bagus. Tapi kalau pada akhirnya menjadi semacam hal yang satu-satunya penting atau bisa dibanggakan, dipamerkan, atau dikompetisikan, dan lain-lain sampai mengabaikan tugasnya dia yang asli entah itu sekolah, kerja, dan lain sebagainya, ini yang sangat disayangkan," jelasnya.
"Jadi urutan prioritasnya tidak boleh tertukar. Yang mana hiburan, permainan, namanya saja permainan berarti tidak boleh menjadi yang utama," pungkas Sari.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Demam Lato-lato Bikin Resah, Begini Curhat Mereka yang Emosi Dengar Suaranya"