Militer Korsel. (Foto: (Kim Hong-Ji/Reuters)) |
Heboh puluhan pria di Korea Selatan pura-pura mengidap epilepsi demi menghindari wajib militer. Kecurangan ini terungkap ke publik usai seorang atlet voli Korea Selatan, Jo Jae Seong mengaku terlibat dalam praktik ini.
Otoritas Korea Selatan akhirnya memulai investigasi untuk menelusuri siapa saja yang memalsukan penyakitnya agar tidak ikut wamil. Jaksa percaya bahwa puluhan orang, termasuk pemain olahraga dan selebritas, terlibat.
Diberitakan laman berita lokal E News, diketahui bahwa pria-pria tersebut berpura-pura menjadi pasien epilepsi melalui skenario terperinci. Ditemukan bahwa lebih dari 200 orang didaftarkan untuk menjalani wajib militer tingkat 4 karena epilepsi pada 2020 lalu.
Dalam praktiknya, calo atau broker dinas militer bisa bikin para kliennya 'sakit' sehingga level wamil mereka turun, bahkan sampai level terbawah. Dengan begitu mereka akan terbebas dari wajib militer.
Menurut laporan Kukmin Ilbo, para pria tersebut juga berusaha untuk dibebaskan dari kewajiban wamil dengan alasan tidak hanya epilepsi tetapi juga berbagai penyakit mental seperti skizofrenia.
Metode mendapatkan pembebasan dari wajib militer dengan 'epilepsi palsu' adalah sistematis. Para calo membuat dan menyediakan skenario seperti naskah film, dan bahkan mengerahkan keluarganya untuk menciptakan situasi 'deteksi epilepsi' yang alami.
JTBC menjelaskan bahwa calo memberikan instruksi terperinci tentang cara menanggapi paramedis yang dikirim, cara menjelaskan gejala selama perawatan di pusat gawat darurat, dan cara mengajukan pertanyaan saat bertemu dokter.
Epilepsi adalah penyakit otak dengan gejala kelumpuhan dan fungsi otak seperti kehilangan kesadaran, kejang, dan perubahan perilaku terjadi secara kronis dan berulang. Gejala epilepsi yang paling umum adalah kejang motorik, tetapi tingkat keparahan dan pola gejala sangat bervariasi dari orang ke orang.
7 sampai 8 dari 10 pasien epilepsi dapat mengontrol gejala mereka dengan pengobatan obat dan sepenuhnya mampu menjalani kehidupan sehari-hari mereka. Namun, penderita epilepsi biasanya dibebaskan dari dinas militer.
Ini karena gejala kecil pun dapat menyebabkan kecelakaan keselamatan di militer, seperti halnya peluru dapat ditembakkan jika terjadi kejang saat meletakkan jari pada pelatuk.
"Kejang terjadi tiba-tiba tanpa sebab tertentu, jadi jika broker memutuskan untuk menipu, staf medis tidak punya pilihan lain selain menangani mereka," kata Shin Dong-jin, direktur Asosiasi Epilepsi Korea dan profesor di Rumah Sakit Gachon University Gil.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Heboh Puluhan Pria Korsel Pura-pura Epilepsi Biar Tak Ikut Wamil"