Hagia Sophia

25 November 2025

Tes Darah Kini Bisa Prediksi Risiko Kerusakan Otak 25 Tahun sebelum Diagnosis

Foto: Ilustrasi demensia (Getty Images/iStockphoto)

Demensia merupakan penyakit yang memengaruhi ingatan, bahasa, serta keterampilan dalam memecahkan masalah. Sebuah tes darah baru bisa mengetahui risiko penyakit ini beberapa tahun sebelum gejalanya muncul. Demensia disebabkan oleh kerusakan atau hilangnya sel-sel saraf dan koneksinya di otak, yang mengganggu fungsi kognitif seperti daya ingat, berpikir, dan berkomunikasi.

Deteksi dini menjadi kunci untuk meningkatkan kualitas hidup, memperluas pilihan pengobatan, dan memungkinkan perencanaan hidup yang lebih baik. 

Dikutip dari laman NY Post, sebuah studi baru di Europian Heart Journal melaporkan bahwa tes troponin jantung bisa mengetahui apakah seseorang memiliki risiko yang lebih besar terkena demensia, bahkan 25 tahun sebelum diagnosis.

Temuan tersebut menghubungkan kadar troponin jantung yang lebih tinggi (protein yang dilepas dari otot jantung yang rusak) di usia paruh baya dengan peningkatan risiko penurunan kognitif yang lebih cepat dan penyusutan otak yang lebih besar di kemudian hari.

Tes darah diberikan kepada hampir 6.000 warga Inggris paruh baya yang mengalami kerusakan otot jantung ringan. Para peneliti menguji fungsi kognitif mereka secara rutin selama dua dekade.

Peserta yang memiliki kadar troponin jantung tinggi, yaitu 5,2 nanogram per liter memiliki skor fungsi kognitif yang lebih rendah pada usia 80 tahun dan skor yang lebih rendah lagi 10 tahun kemudian, di usia 90 tahun.

Mereka yang memiliki protein darah lebih banyak juga memiliki materi abu-abu yang rendah, jaringan otak yang penting untuk memproses informasi, pembelajaran, dan memori. Peserta yang memiliki kadar yang lebih tinggi juga memiliki risiko 18 persen lebih besar mengalami penyusutan otak seiring bertambahnya usia.

Bagi mereka yang akhirnya mengalami demensia, kadar protein darah secara konsisten lebih tinggi, bahkan sudah terlihat sejak tujuh tahun sebelum kondisi tersebut terdeteksi.

Meski biasanya demensia bisa terdiagnosis pada usia 60-an, sebenarnya gejala seperti gangguan memori, perhatian, atau kemampuan berkomunikasi bisa mulai terlihat sejak usia 40-an. Beberapa faktor bahkan bisa membantu memprediksi tingginya risiko penyakit ini, seperti usia, riwayat keluarga, riwayat stroke, tekanan darah tinggi, dan berbagai faktor lainnya.

























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Tes Darah Ini Bisa Prediksi Risiko Kerusakan Otak 25 Tahun sebelum Diagnosis"