Ilustrasi obat sirup. (Foto: Getty Images/iStockphoto/John Kevin) |
Menyusul geger kasus gagal ginjal akut misterius pada anak, perusahaan farmasi Maiden (Maiden Pharmaceuticals Ltd) menyebut bakal membuka kembali pabrik utamanya. Pasalnya, petugas obat utama India mengatakan bahwa sampel uji sirup obat batuk ditemukan tidak terkontaminasi bahan terlarang dan sudah memenuhi standar pemerintah.
Mengingat, kasus kematian anak akibat gagal ginjal akut di Gambia sempat diduga berkaitan dengan konsumsi produk sirup obat batuk dari india.
Pabrik tersebut sempat ditutup setelah tim penyelidik Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menemukan kandungan etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) dengan kadar yang tidak aman pada Oktober lalu. Kandungan tersebut diyakini bersifat racun, memicu cedera ginjal akut dan diduga berkaitan dengan 69 kasus kematian anak di Gambia.
Namun pekan ini, India mengatakan kepada WHO bahwa pengujian sampel dari kelompok sirup yang dikirim ke Gambia sesuai dengan spesifikasi pemerintah. Hasil tes yang dilakukan oleh laboratorium milik pemerintah tersebut telah dikirim ke panel ahli Kementerian Kesehatan untuk ditindaklanjuti.
Dikutip dari Reuters, WHO mengatakan mendukung tindakan India.
"Mandat WHO adalah mengeluarkan peringatan global tentang potensi risiko. WHO mendukung tindakan yang diambil," kata juru bicara organisasi PBB Tarik Jasarevic dikutip dari Reuters, Minggu (18/12/2022).
"Sirup yang terkontaminasi ini berbahaya dan tidak boleh ada dalam obat apa pun," tegas Jasarevic lebih lanjut. Sembari ia menambahkan, laboratorium yang dikontrak WHO di Ghana dan Swiss menguji sirup obat batuk yang dibuat oleh Maiden Pharma. Saat itu, ditemukan terdapat kandungan EG dan DEG dengan kadar berlebihan.
Direktur Pelaksana Maiden Naresh Kumar Goyal mengaku, dirinya memiliki keyakinan penuh pada proses peraturan dan peradilan India.
"Saya tidak melakukan kesalahan apa pun," bebernya.
"Kami sekarang akan mencoba meminta pihak berwenang untuk membuka kembali pabrik. Tapi saya tidak tahu kapan itu akan terjadi. Kami masih menunggu," imbuh Naresh Kumar Goyal.
Diketahui, India dikenal sebagai 'apotek dunia' yang memasok 45 persen dari semua obat generik ke Afrika. Ekspor farmasi India meningkat lebih dari dua kali lipat dalam satu dekade terakhir.
Menyusul geger kasus gagal ginjal akut ini, Jenderal Pengawas Narkoba India, V.G. Somani, melayangkan surat tertanggal 13 Desember kepada WHO. Disebutkannya, tuduhan WHO bahwa obat produksi India berkaitan dengan gagal ginjal akut di Gambia telah berdampak buruk pada citra produk farmasi India di seluruh dunia. Hal itu menyebabkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki pada rantai pasokan produk farmasi.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Sirup Obat Batuk dari India Disebut Aman, Jadi Apa Biang Gagal Ginjal di Gambia?"