Ilustrasi. Foto: Getty Images/Woohae Cho |
Korea Selatan diterpa penurunan angka kelahiran, saking banyaknya warga memilih untuk tidak menikah dan memiliki anak. Data terbaru mencatat, jumlah bayi yang lahir di Korsel turun ke titik terendah sepanjang Oktober 2023 hingga saat ini.
Dikutip dari The Korea Times, mengacu pada data dari Statistik Korea, sebanyak 18.904 bayi lahir pada bulan Oktober, turun 8,4 persen dari bulan yang sama di tahun sebelumnya. Badan statistik ini telah mencatat angka kelahiran di Korea Selatan sejak 1981.
Dalam 10 bulan pertama tahun ini, jumlah bayi baru lahir mencapai 196.041, turun 8,1 persen dari tahun sebelumnya. Angka ini merupakan jumlah terkecil yang pernah tercatat selama periode tersebut.
Diketahui, Korea melaporkan penurunan populasi alami pertama pada 2019. Menyusul itu, tren kematian yang jumlahnya melebihi jumlah kelahiran terus berlanjut selama 48 bulan berturut-turut.
Separah Apa Kondisi di Korsel?
Diketahui, Korea Selatan mengalami penurunan angka kelahiran yang kronis karena banyak generasi muda di sana memilih untuk tidak menikah, atau setidaknya menunda pernikahan. Banyak warga juga memilih untuk tidak memiliki anak.
Alasannya, tak lain perubahan norma sosial dan gaya hidup, dibarengi tingginya harga rumah, persaingan di pasar kerja yang amat ketat, serta keterbatasan ekonomi.
Data juga mencatat, jumlah pernikahan meningkat satu persen dalam setahun menjadi 15.986 kasus pada Oktober. Namun bersamaan dengan itu, kasus perceraian juga meningkat sebesar 6 persen dalam setahun menjadi 7.916 kasus.
Seiring itu, hingga Oktober 2023, jumlah kematian tercatat meningkat 3,4 persen dibanding bulan yang sama tahun lalu. Imbasnya, Korea Selatan mengalami penurunan populasi secara alami sebanyak 11.889 jiwa.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Bukti Populasi Korsel Menyusut: Angka Kelahiran Turun-Kematian Naik"