Hagia Sophia

01 June 2023

Dikaitkan Meninggalnya Penyanyi Senior Dangdut, Serangan Jantung pada Wanita Lebih Fatal

Studi mengungkap alasan mengapa wanita lebih berisiko meninggal dunia akibat serangan jantung dibandingkan laki-laki. (Foto: dok. Instagram)

Kabar duka datang dari dunia hiburan Tanah Air, pedangdut senior Connie Nurlita meninggal dunia pada Selasa (30/5/2023). Penyebab kematian wanita berusia 50 tahun tersebut dipicu serangan jantung.

"Kejadian sekitar pukul 08.00 WIB-09.00 WIB. Awalnya masih sehat, tadi pagi sehat," kata salah satu pihak manajemen Connie kepada media, Selasa (30/5/2023).

"Beliau tidak sakit sama sekali. Serangan jantung tadi pagi," sambungnya.

Serangan jantung ternyata lebih mematikan jika dialami oleh perempuan dibandingkan laki-laki. Menurut penelitian dari ilmuwan Inggris dan Swedia, risiko kematian perempuan yang mengalami serangan jantung atau STEMI dua kali lipat lebih tinggi.

STEMI adalah jenis serangan jantung yang paling serius ketika pembuluh darah tersumbat sepenuhnya oleh gumpalan darah dan membutuhkan pengobatan mendesak.

Para peneliti dari University of Leeds di Inggris dan Karolinska Institute di Swedia yakin bahwa penyebab kemungkinan perempuan meninggal lebih tinggi adalah perbedaan layanan kesehatan yang mereka terima.

Menurut penelitian, perempuan yang mengalami STEMI 34 persen lebih rendah peluangnya untuk mendapat prosedur pengobatan untuk membersihkan penyumbatan pembuluh darah, seperti operasi bypass dan stent (tabung yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah).

Perempuan juga 24 persen lebih rendah untuk mendapat obat statin, obat yang bisa membantu pencegahan serangan jantung kedua dan 16 persen lebih rendah untuk mendapat aspirin, obat yang berfungsi untuk mencegah penggumpalan darah.

Perbedaan perawatan itu masih terjadi walau petunjuknya jelas bahwa semua jenis pengobatan itu seharusnya diberikan kepada perempuan maupun pria.

Berdasarkan studi tersebut, ketika perempuan mendapat pengobatan yang disarankan maka tingkat kematian (mortality) antara kedua jenis kelamin menurun hampir di semua kondisi.

Chris Gale dari University of Leeds, mengatakan bias jenis kelamin juga terjadi atas pasien serangan jantung di Inggris. Lebih lanjut, sebanyak 124.000 pria dan 70.000 perempuan dirawat di rumah sakit setiap tahunnya karena serangan jantung.

"Ada konsepsi yang keliru di kalangan masyarakat umum dan para profesional kesehatan tentang seperti apa pasien serangan jantung. Biasanya, ketika kita berpikir tentang pasien serangan jantung, kita melihat pria setengah baya dengan berat badan berlebih, mengidap kencing manis, dan merokok," ujar Gale, dikutip dari BBC, Rabu (31/5/2023)

"Tidak selalu seperti itu: serangan jantung mempengaruhi spektrum penduduk yang meluas, termasuk perempuan," sambungnya.

Menurut Gale, berdasarkan kontak pertama kali dengan para petugas kesehatan profesional, kesempatan perempuan lebih kecil untuk mendapat tes pemeriksaan yang sama. Hal ini menyebabkan 50 persen pasien serangan jantung perempuan mengalami misdiagnosis.

"Hal itu mengarah pada seluruh jalur pengobatan. Jika Anda luput yang pertama, yaitu peluang paling awal untuk perawatan maka lebih besar kemungkinan Anda untuk kehilangan kontak yang berikut dan itu akan berkumulatif sehingga mengarah pada tingkat kematian yang lebih tinggi," kata Gale.

Perempuan 'kemungkinan lebih menderita'

Studi tersebut juga menemukan perempuan kemungkinan mengidap penyakit-penyakit lainnya, seperti diabetes dan tekanan darah tinggi. Namun, tidak sampai mengarah pada perbedaan tingkat kematian antara perempuan dan pria.

Walau studi didasarkan pada data Swedia, para peneliti berpendapat situasinya juga dialami oleh para perempuan di Inggris. Kemungkinan kondisinya lebih buruk karena banyaknya kematian akibat serangan jantung dan ada variasi dari pemberian pengobatan.

"Swedia merupakan pemimpin dalam layanan kesehatan dan salah satu dari negara yang terendah dalam mortalitas (tingkat kematian) dari serangan jantung. Namun kita masih melihat kesenjangan perawatan dan hasil antara perempuan dan laki-laki," tambah Gale.

Prof Jeremy Pearson dari British Heart Foundation menyebut 'temuan penelitian ini memprihatinkan'.

"Kita perlu segera meningkatkan kesadaran atas masalah ini, yang bisa diubah dengan mudah. Hanya dengan menjamin semua perempuan mendapat perawatan yang dianjurkan, kita akan mampu mencegah bertambahnya kesedihan karena kehilangan seseorang yang dicintai akibat serangan jantung," pungkas Pearson.
























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Dikaitkan Kematian Connie Nurlita, Serangan Jantung Bisa Lebih Fatal pada Wanita"