![]() |
Mengenal kepribadian baru otrovert. (Foto: Shutterstock) |
Selama bertahun-tahun, dunia hanya mengenal dua tipe kepribadian utama, introvert dan ekstrovert. Introvert dikenal mengisi energi dengan menyendiri, sementara ekstrovert justru bersemangat saat berada di tengah interaksi sosial.
Namun, bagaimana dengan mereka yang merasa tidak sepenuhnya cocok dengan salah satu kelompok? Psikiater Rami Kaminski memperkenalkan istilah baru untuk menggambarkan area abu-abu tersebut, yakni otrovert.
Seorang otrovert tidak merasakan keterikatan mendalam pada kelompok besar, seperti halnya introvert atau ekstrovert. Mereka lebih memilih membangun ikatan personal yang autentik dibanding larut dalam dinamika kelompok.
Otrovert bisa saja hadir dalam acara sosial, tetapi biasanya hanya nyaman berinteraksi dengan segelintir orang. Menurut Kaminski, orang dengan tipe ini cenderung mandiri, kreatif, dan stabil secara emosional, sehingga lebih tangguh menghadapi tantangan.
Berbeda dengan ekstrovert yang mendapatkan energi dari keramaian atau introvert yang merasa tenang dalam kesendirian, otrovert relatif tidak terpengaruh oleh situasi sosial. Mereka mungkin senang berada di sekitar orang lain, tetapi lebih sering memilih menjadi pengamat. Hal yang menonjol adalah kemampuannya menciptakan hubungan yang tulus dan mendalam, tanpa perlu validasi dari banyak orang.
Otrovert juga Bukan Ambivert
Sekilas, istilah otrovert terdengar mirip dengan ambivert, tetapi keduanya berbeda.
Ambivert adalah orang yang bisa bergeser antara introvert dan ekstrovert, tergantung suasana hati atau situasi. Misalnya, mereka bisa menikmati pesta besar di satu waktu, lalu memilih menyendiri di waktu lain. Fleksibilitas adalah ciri utama ambivert.
Otrovert, sebaliknya, cenderung konsisten merasa tidak sepenuhnya cocok dengan kelompok. Mereka lebih nyaman menjaga jarak, membangun hubungan personal yang autentik, dan tidak merasa perlu menyesuaikan diri hanya demi diterima di lingkaran sosial yang lebih besar.
Perbedaan kuncinya, ambivert menyesuaikan diri sesuai kondisi, sementara otrovert justru menjaga keaslian dan independensi, meski itu berarti berada di luar kelompok.
Dalam bukunya yang akan terbit, The Gift of Not Belonging: How Outsiders Thrive in a World of Joiners, Kaminski menyebut beberapa tokoh sejarah yang diyakini mencerminkan sifat otrovert. Di antaranya Frida Kahlo, Franz Kafka, Albert Einstein, hingga Virginia Woolf. Mereka tidak larut dalam kelompok, tetapi justru bersinar lewat individualitas dan kreativitas.
Di era modern, aktris Kanada Lisa Ray juga mengaku sebagai otrovert, menegaskan bahwa konsep ini relevan lintas generasi.
Kaminski menyebut ada sejumlah tanda yang bisa menggambarkan seorang otrovert, berikut ciri-cirinya:
1. Lebih suka interaksi kecil dan mendalam
Otrovert nyaman berinteraksi dalam lingkaran kecil. Mereka bisa antusias dalam proyek berpasangan, tetapi cepat menjauh dari percakapan grup yang terlalu ramai.
2. Tidak mudah larut dalam suasana keramaian
Saat berada di pesta, otrovert bisa hadir dengan menyenangkan, tetapi tidak otomatis ikut terseret dalam emosi kolektif.
3. Mengutamakan orisinalitas daripada perhatian
Otrovert lebih tertarik pada ide-ide kreatif dibanding tepuk tangan atau validasi kelompok.
Tampil percaya diri di depan umum, tapi tetap merasa 'berbeda'. Mereka bisa menjadi pemimpin atau tampil karismatik, tetapi tetap merasa tidak benar-benar menjadi bagian dari kelompok.
4. Identitas yang cair dan fleksibel
Otrovert bisa bergabung dengan komunitas untuk tujuan tertentu, lalu keluar ketika merasa identitas kelompok terlalu kaku.
5. Mengutamakan percakapan berbobot
Otrovert lebih memilih diskusi mendalam daripada basa-basi. Hubungan mereka nyata, meski tidak membutuhkan kontak rutin.
6. Merasa paling otentik saat berbeda
Kreativitas otrovert sering muncul ketika mereka berada di dekat kelompok, tetapi tidak larut di dalamnya.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Beda Ambivert Vs Otrovert, Kepribadian Baru yang Ditemukan Ilmuwan"