![]() |
Gatal-gatal bisa jadi masalah liver (Foto: Getty Images/iStockphoto/Anetlanda) |
Hati atau liver adalah organ penting yang berfungsi sebagai sistem detoksifikasi alami tubuh. Tanpa liver, tubuh tidak dapat menjalankan berbagai proses vital untuk bertahan hidup.
Organ besar yang menyerupai bola sepak ini terletak di bagian kanan atas perut, tepat di bawah tulang rusuk. Liver memainkan peran penting dalam berbagai fungsi tubuh, termasuk membuang limbah, membantu pencernaan, menyaring darah, dan menetralisir racun.
"Pada dasarnya, apa pun yang masuk ke dalam tubuh, mulai dari obat-obatan, alkohol, hingga suplemen, semuanya akan diproses oleh liver," jelas dr Lisa Ganjhu, spesialis hepatologi dan gastroenterologi di NYU Langone Health, seperti dikutip dari TODAY.com, Kamis (10/7/2025).
Selain itu, nutrisi dari makanan dipecah dan dimetabolisme oleh liver menjadi komponen yang dibutuhkan tubuh, seperti asam amino. Enzim liver juga bertugas mengurai alkohol dan mengeluarkan zat beracun dari sistem tubuh.
Menariknya, liver merupakan satu-satunya organ internal yang memiliki kemampuan regeneratif. Artinya, liver dapat memperbaiki jaringan yang rusak, bahkan menumbuhkan kembali bagian yang hilang.
Penyebab Penyakit Liver
Penyakit liver bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari faktor genetik, gangguan autoimun, masalah metabolisme, penyumbatan saluran empedu, infeksi virus seperti hepatitis, hingga penyalahgunaan alkohol dan obesitas.
Jika tidak ditangani, penyakit liver bisa menjadi kronis dan menyebabkan fibrosis, yaitu pengerasan liver akibat penumpukan jaringan parut yang terjadi saat liver berusaha memperbaiki kerusakan. Dalam jangka panjang, kondisi ini bisa berkembang menjadi sirosis, yaitu jaringan parut yang lebih parah dan permanen.
"Pada tahap lanjut, kondisi tersebut bisa berujung pada gagal liver atau penyakit liver stadium akhir," ujar Dr Shreya Sengupta, Direktur Program Penyakit Liver Terkait Alkohol di Cleveland Clinic.
Penyakit liver biasanya berkembang secara perlahan dan bertahap, berbeda dengan gagal liver akut yang bisa muncul secara tiba-tiba pada orang tanpa riwayat penyakit liver sebelumnya.
Gatal Jadi Tanda Awal Penyakit Liver
Tanda dan gejala penyakit liver sering kali tidak tampak jelas, terutama pada tahap awal. Oleh karena itu, para ahli merekomendasikan pemeriksaan kesehatan secara rutin untuk membantu mendeteksi gangguan fungsi liver sedini mungkin.
Adapun kulit yang terasa gatal tanpa disertai ruam, atau dikenal sebagai pruritus, dapat menjadi gejala gangguan liver. Menurut Sengupta, kondisi ini bisa terjadi akibat penumpukan garam empedu dalam darah yang disebabkan oleh kerusakan liver.
"Sering kali rasa gatal ini justru memburuk di malam hari karena berbagai faktor. Penderitanya mungkin merasa baik-baik saja di siang hari, tetapi saat malam tiba, gatalnya bisa sangat mengganggu dan sulit dihentikan," ujar Sengupta.
"Meskipun gatal tanpa ruam bisa disebabkan oleh berbagai kondisi lain, hal ini tetap patut diwaspadai, terutama jika tidak ditemukan penyebab lain yang jelas. dr Lisa Ganjhu menambahkan.
"Gatal sering kali menjadi salah satu tanda dari sirosis hati pada tahap yang lebih lanjut."
Pruritus atau rasa gatal-gatal jarang terjadi pada penyakit liver yang berhubungan dengan alkohol dan penyakit liver berlemak nonalkohol.
Pruritus paling sering dikaitkan dengan sirosis bilier primer atau primary biliary cirrhosis (PBC), kolangitis sklerosis primer atau primary sclerosing cholangitis (PSC), serta kolestasis intrahepatik pada kehamilan atau intrahepatic cholestasis of pregnancy.
Cara Mengatasi Gatal
Gatal yang berkaitan dengan gangguan liver umumnya tidak akan membaik dengan sendirinya, namun tetap dapat diatasi dengan pengobatan yang tepat.
Karena mekanisme pasti di balik gatal tersebut belum sepenuhnya dipahami, sulit untuk menentukan satu jenis perawatan yang paling efektif. Dalam banyak kasus, diperlukan kombinasi terapi, disertai proses coba-coba untuk menemukan pendekatan yang paling sesuai bagi kondisi masing-masing pasien.
1. Hindari Menggaruk
Menggaruk area kulit yang gatal dapat memperparah kondisi dan meningkatkan risiko infeksi. Untuk mencegah hal tersebut, disarankan menjaga kuku tetap pendek. Dengan begitu, jika tanpa sadar menggaruk, risiko luka pada kulit menjadi lebih kecil.
Bila rasa gatal sulit dikendalikan, menutup area kulit atau mengenakan sarung tangan saat tidur bisa membantu mengurangi dorongan untuk menggaruk, terutama di malam hari.
Berikut beberapa langkah lain yang dapat dilakukan untuk meredakan gatal dan mencegah iritasi kulit:
- Gunakan air hangat atau dingin saat mandi, bukan air panas.
- Hindari berada terlalu lama di tempat yang panas atau terkena sinar matahari langsung.
- Pilih sabun lembut dan bebas pewangi.
- Gunakan pelembap yang ringan, bebas pewangi, dan cocok untuk kulit sensitif.
- Kompres area yang gatal dengan kain dingin dan basah hingga rasa gatal mereda.
- Jauhkan kulit dari zat-zat atau bahan kimia yang berpotensi menyebabkan iritasi.
- Kenakan sarung tangan saat menggunakan produk pembersih atau bahan kimia keras.
- Pilih pakaian yang longgar dan menyerap keringat.
- Gunakan humidifier (pelembap udara) selama musim dingin atau saat udara dalam ruangan sangat kering.
Perawatan rutin dan perhatian terhadap pemicu gatal dapat membantu mengurangi keluhan sekaligus menjaga kesehatan kulit secara menyeluruh.
2. Gunakan Obat Oles Anti Gatal
Untuk gatal ringan yang terlokalisasi, krim berbahan dasar air dengan kandungan 1 persen mentol dapat membantu meredakan rasa tidak nyaman. Selain itu, obat topikal yang dijual bebas juga bisa digunakan untuk mengurangi gatal, terutama pada kondisi kulit tertentu. Meski begitu, dosis dan penggunaan obat sebaiknya mengikuti anjuran dokter.
Jika sedang dalam pengawasan medis, sebaiknya informasikan kepada dokter terkait penggunaan produk tersebut agar tidak terjadi interaksi atau efek samping yang tidak diinginkan.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Sering Merasa Gatal-gatal? Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Liver"