Hagia Sophia

19 February 2025

Menurut Penelitian, Ini yang Bikin Pria Sering Lebay dan Manja Kalau Sakit

Ilustrasi. (Foto: thinkstock)

Salah satu anggapan yang sering muncul di tengah masyarakat adalah laki-laki dianggap lebay atau berlebihan ketika mengalami demam. Laki-laki bisa tampak lebih lemah dari biasanya bahkan cenderung manja dengan orang yang merawatnya.

"Sesangar-sangarnya laki-laki kenapa kalau demam kaya bayi?" tulis seorang pengguna X.

"Laki-laki kalo udah demam, dunia rasanya kek mau berakhir wkwkwk," beber pengguna X lainnya.

Hal ini menjadi aneh lantaran kebanyakan laki-laki biasanya justru tampak biasa saja apabila mengalami luka atau cedera fisik yang mungkin terlihat lebih parah. Ternyata ada penjelasan secara medisnya lho.

Ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa pria lebih mungkin mengalami infeksi parah daripada wanita ketika mereka sakit. Hal ini terlihat pada awal-awal pandemi COVID-19 ketika angka rawat inap dan kematian didominasi oleh laki-laki.

Hal yang sama terjadi selama pandemi flu 1918, ketika lebih banyak pria yang meninggal dibandingkan wanita.

Peneliti National Institute of Allergy and Infectious Diseases Dr Matthew Memoli mengatakan dalam sebuah penelitian, pria memang mengambil lebih sedikit tindakan pencegahan untuk menghindari sakit, seperti lebih jarang menggunakan masker atau cuci tangan. Pria juga cenderung melakukan lebih banyak perilaku tidak sehat seperti merokok, minum alkohol, dan enggan mencari perawatan medis.

Hal tersebut yang akhirnya membuat laki-laki memiliki kondisi lebih buruk ketika sedang sakit.

Penelitian lain juga menemukan adanya perbedaan biologis dalam hal sistem kekebalan pria dan wanita. Penelitian ini dilakukan pada hewan dan manusia.

Profesor mikrobiologi molekuler dan imunologi Johns Hopkins University, Sabra Klein menuturkan bahwa wanita seringkali menghasilkan respons imun yang lebih besar bila dibandingkan pria. Sel imun wanita lebih cepat dalam mendeteksi penyerang asing, seperti virus dan bakteri.

Ketika ancaman teridentifikasi, sistem imun wanita melepaskan lebih banyak protein inflamasi yang disebut sitokin. Sistem imun wanita juga menghasilkan lebih banyak antibodi sebagai respons terhadap virus dan vaksin yang membantu melawan infeksi.

"Tentu saja ada faktor perbedaan individu, tapi wanita cenderung memulai jenis respons tersebut jauh lebih cepat dan kita mendapatkan aktivasi dan produksi protein imun yang lebih besar," kata Klein dikutip dari NY Times, Senin (17/2/2025).

Faktor genetik diduga memainkan peranan penting dalam hal ini. Beberapa gen yang terlibat dalam sistem kekebalan tubuh berada di kromosom X. Seperti yang diketahui, wanita memiliki dua kromosom X, sedangkan laki-laki hanya satu.

Selain itu, hormon testosteron pada laki-laki diduga juga menekan fungsi kekebalan tubuh, seperti produksi antibodi. Sedangkan, estrogen yang lebih dominan pada perempuan cenderung memperkuat sistem kekebalan tubuh dan membantu produksi antibodi lebih baik.

Meski begitu, penelitian lanjutan masih perlu dilakukan untuk mengetahui lebih dalam. Terlebih dalam penelitian lain, sistem imun yang lebih kuat justru juga dikaitkan dengan gejala yang lebih parah.

Banyak hal yang dirasakan seperti demam, kelelahan, dan hidung tersumbat muncul sebagai respons tubuh terhadap infeksi.

"Anda ingin memiliki sistem kekebalan tubuh yang kuat karena membantu melindungi Anda dari penyakit dan membantu menyembuhkan penyakit. Tetapi sistem kekebalan tubuh Anda, jika terlalu aktif, sebenarnya dapat menyakiti Anda," ujar Memoli.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Alasan Ilmiah Laki-laki Kerap Lebay dan Lebih Manja Kalau Sakit Demam"