![]() |
Foto: Ilustrasi sakit jantung (Getty Images/laddawan punna) |
Selama bertahun-tahun, sarapan dikenal sebagai salah satu waktu makan terpenting dalam sehari. Namun, karena padatnya aktivitas, banyak orang kini memilih untuk melewatkannya.
Dikutip dari laman Times of India, penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan ini bisa berdampak jauh lebih buruk dari yang terlihat, terutama bagi kesehatan kardiovaskular dan arteri, pembuluh darah yang menyalurkan darah kaya oksigen ke seluruh tubuh. Bagaimana hal ini bisa terjadi?
Arteri mengangkut darah pembawa oksigen dari jantung ke seluruh sel di seluruh tubuh. Seiring waktu, arteri bisa menyempit akibat penumpukan plak, yang dikenal sebagai ateroklerosis.
Saat hal ini terjadi secara bertahap, secara diam-diam risiko serangan jantung dan stroke meningkat. Melewatkan sarapan bisa memicu serangkaian peristiwa fisiologis yang bisa mempercepat proses tersebut.
Sebuah penelitian menunjukkan, individu yang sering melewatkan sarapan cenderung memiliki kadar kolesterol low-density lipoprotein atau LDL (jahat) yang lebih tinggi, tekanan darah tinggi, dan resistensi insulin yang lebih tinggi. Jika digabungkan, ketiga faktor ini meningkatkan risiko pembentukan plak arteri.
Saat tubuh kekurangan nutris di pagi hari, tubuh akan mengimbanginya dengan melepaskan hormon stres seperti kortisol. Lonjakan hormon ini memicu peradangan, yang merupakan penyebab utama pengerasan arteri.
Selain itu, orang yang tidak sarapan cenderung melewatkan waktu makan berikutnya dan akhirnya mengonsumsi makanan tinggi kalori atau olahan. Hal ini bisa meningkatkan kadar trigliserida dan memberi tekanan pada sistem pembuluh darah.
Analisis terbaru dari studi Progression of Early Subclinical Athrosclerosis mengamati bagaimana kebiasaan sarapan berhubugan dengan tahap awal penyakit arteri. Para peneliti mengidentifikasi tiga pola sarapan di antara peserta:
- Sarapan berenergi tinggi (>20% dari total kalori harian), 27 persen peserta
- Sarapan rendah energi (5-20% dari total kalori harian), 70 persen peserta
- Melewatkan sarapan (<5% dari total kalori harian), 3 persen peserta.
Temuan ini menunjukkan orang yang melewatkan sarapan memiliki risiko lebih tinggi terkena aterosklerosis.
Sebuah laporan dalam Journal American College of Cardiology menemukan, orang dewasa yang melewatkan sarapan memiliki kemungkinan 87% lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular, dibandingkan mereka yang rutin mengonsumsinya.
Studi lainnya yang dlakuakn di Spanyol mengungkapkan, individu yang rutin melewatkan sarapan memilik dinding arteri karotis yang lebih tebal, indikator utama aterosklerosis yang baru terbentuk.
Para ahli percaya, hubungan ini bukan hanya tentang apa yang dimakan seseorang, tapi kapan dia makan. Tubuh akan mengikuti ritme sirkandian dan makan sesuai ritme tersebut, membantu mengatur metabolisme dan kadar gula darah.
Melewatkan sarapan akan mengganggu ritme ini dan memaksa tubuh berada dalam kondisi stres yang mendorong penyimpanan lemak dan pradangan. Keduanya berbahaya bagi kesehatan arteri.
Bagaimana Cara Menjaga Kesehatan Arteri
Sarapan yang sehat mengatur metabolisme dan meningkatkan energi yang stabil. Ahli gizi menyarankan untuk mengonsumsi makanan tinggi serat, antioksdan, dan lemak sehat, seperti oat, kacang-kacangan, biji-bijian, hingga buah-buahan.
Makanan ini menurunkan kolesterol jahat dan melindungi dinding bagian dalam pembuluh darah. Hidrasi juga tak kalah penting, sebab, air membantu membuang racun dari tubuh.
Selain itu, hindari makanan dalam sarapan yang mengandung gula tambahan atau lemak trans. Makanan tersebut kemungkinan besar akan memicu lonjakan darah dan memicu peradangan. Sehingga, hal ini mengingatkan bahwa kesehatan jantung itu rapuh dan bergantung pada apa yang dilakukan hingga apa yang dimakan.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Kebiasaan Pagi Ini Perlu Dihindari, Diam-diam Bisa Merusak Pembuluh Darah-Jantung"