Hagia Sophia

09 November 2025

Prinsip Sederhana Terkait Penuaan yang Sehat

Foto: Ilustrasi menua (Getty Images/RapidEye)

Selama lebih dari 22 tahun, ahli gerontologi, Susie DiGiovanna, MS, telah bekerja di layanan sosial yang membantu para lansia dan keluarga mereka dalam melewati tahap-tahap penuaan. Gerontologi adalah seorang profesional yang mempelajari penuaan dan meningkatkan kesejahteraan lansia.

Melalui pengalamannya, dia memberikan konseling dan mengunjungi para lansia di rumah serta rumah sakit. Dia mengamati banyak contoh tenag apa arti sesungguhnya dari menua dengan baik dan hal-hal yang bisa menghambatnya.

"Saya senang mengatakan bahwa saya bisa melihat langsung seperti apa penuaan yang sehat dan tidak sehat," kata geronotolog tersebut.

Dikutip dari laman Eating Well, berdasarkan pengalamannya, dia merumuskan 3 prinsip sederhana tapi ampuh terkait penuaan yang sehat. Apa saja?

1. Senantiasa Aktif
Pakar tersebut menekankan bahwa orang dewasa yang sehat terus menerus mengaktifkan diri mereka melalui gerakan fisik, koneksi, dan rasa ingin tahu.

"Anda perlu benar-benar berupaya keras untuk bersosialisasi, beraktivias fisik, dan benar-benar memperhatikan apa yang kita sebut 'perawatan diri', karena hal-hal ersebu tidak terjadi secara otomatis atau kebetulan," ujar DiGiovanna.

Menurut sebuah studi dalam Journal of the American Geriatrics Society, keterlibatan sosial yang lebih tinggi dikaitkan dengan angka kematian akibat semua penyebab yang lebih rendah. Lebih banyak aktivias sosial bisa berarti bergabung dengan kelompok jalan kaki, menghadiri kelas kebugaran di pusat lansia, mengadakan acara makan bersama, atau mendaftar di klub buku.

"Banyak orang dewasa yang lebih tua akan berkata kepada saya, 'Yah saya bukan orang yang suka ikut-ikutan, saya idak pernah ikut ikutan.' Itu bukan hal yang baik," ungkap pakar tersebut.

"Menikmati kesendirian memang baik, terkadang sendirian, tetapi menurut saya, tidak ikut-ikutan justru akan merugikan Anda seiring bertambahnya usia," tambahnya.

2. Menjadi Dewasa
Menjadi dewasa mungkin terkesan sederhana, tapi sebenarnya memiliki arti yang lebih luas. Orang yang sudah tua mungkin merasa bersalah karena tidak mengisi dan menyelesaikan dokumen yang diperlukan ketika sedang menua.

"Saya bahkan tidak bisa membayangkan berapa banyak orang yang lebih tua di usia 80-an atau 90-an, yang masih belum membuat surat wasiat atau perwalian atau petunjuk perawatan kesehatan, atau bahkan memberi tahu siapapun apa yang mereka inginkan ketika meninggal," katanya.

"Apakah mereka ingin dikubur atau dikremasi? Ini adalah hal-hal yang sangat penting yang seringkali menyebabkan lebih banyak kesedihan bagi siapapun yang ditinggalkan, daripada orang itu sendiri," tambahnya.

Meski awalnya tidak nyaman, namun, hal ini menjadi langkah untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi proses penuaan dan kehidupan di masa depan. DiGiovanna sendiri mempraktikkan apa yang dia kerjakan. Dirinya telah menyelesaikan daftar periksa tugas-tugas penuaan yang sehat.

"Setelah saya melakukan semua itu, rasanya luar biasa," kata DiGiovanna yang kini berusia 64 tahun.

"Rasanya luar biasa bisa memberitahu orang-orang terkasih,'Ini sudah selesai, aku sudah selesai, aku sudah membicarakan keinginanku,' Rasanya damai sekali," ungkapnya.

3. Menerima Kenyataan
Hal ini mungkin adalah yang paling sulit, tapi tidak bisa dihindari. Menerima perubahan terkait usia yang semakin bertambah dan menyesuaikan ruinitas agar sesuai dengan kebutuhan diri menjadi cara sehat untuk menyambut fase baru dalam hidup.

"Satu-satunya hal yang pasti adalah perubahan," kata DiGiovanna.

Dia sering melihat orang-orang yang menolak penuaan dengan mencoba menyangkal kemampuan mereka. Padahal, memaksakan tubuh justru bisa lebih merugikan.

Sebuah studi di tahun 2024 yang diterbitkan dalam BMJ Mental Health menemukan, orang lanjut usia yang mampu mengatasi tantangan hidup melalui ketahanan yang lebih baik memiliki risiko kematian yang lebih rendah.

DiGiovanna menekankan, menerima bukan berarti menyerah, bertentangan dengan kepercayaan umum. Menerima berarti beradaptasi dengan kebutuhan, entah mengikuti kelas olahraga khusus atau fokus pada hal-hal sederhana dalam hidup yang memicu kebahagiaan.

"Orang yang telah menerima kematian mereka tampaknya memiliki sikap yang jauh lebih baik," katanya.

"Mereka tampaknya memiliki lebih banyak sukacita. Mereka tampaknya lebih menghargai bahwa mereka masih hidup, bahwa mereka memiliki kemampuan untuk masih melakukan beberapa hal. Jadi penerimaan itu, menurut saya, merupakan bagian yang sangat penting dari penuaan yang sehat," tambahnya.

























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Pakar Gerontologi Ungkap Kunci Menua dengan Sehat, Termasuk Menerima Kenyataan"