Hagia Sophia

09 November 2025

Basreng asal RI yang Ditarik di Taiwan Tidak Terdaftar di BPOM

Basreng. (Foto: Getty Images/M Sabilut Toyyib)

Badan Pengawas Obat dan Makanan RI (BPOM) memastikan produk yang bakso goreng yang ditarik di Taiwan tidak terdaftar di BPOM. Produk tersebut ditarik lantaran mengandung bahan tambahan pangan (BTP) pengawet asam benzoat, yang tak diizinkan penggunaannya sesuai regulasi di Taiwan.

Kepala BPOM RI Taruna Ikrar memastikan produk basreng tersebut berasal dari industri rumah tangga pangan (RTP) yang belum terdaftar di dinas kesehatan setempat.

"Produk dikemas dalam bentuk ruahan (bulk) tanpa label dan tidak mencantumkan nomor Sertifikat Pemenuhan Komitmen Produksi Pangan Olahan IRT (SPP-IRT)," demikian keterangan yang diterima detikcom, Rabu (5/11/2025).

Saat ini BPOM juga masih menelusuri bahan baku produk bakso goreng yang bermasalah, termasuk penggunaan BTP asam benzoat dan garamnya dalam produk tersebut. "Sesuai Peraturan BPOM Nomor 11 Tahun 2019 tentang Bahan Tambahan Pangan, penggunaan BTP asam benzoat dan garamnya untuk kategori pangan makanan ringan (seperti basreng) tidak diatur sehingga belum ditetapkan kadar maksimal penggunaan asam benzoat dan garamnya pada kategori pangan tersebut," tuturnya.

Basreng Foto: Taiwan Food and Drug Administration (TFDA)

Meskipun begitu, penggunaan benzoat dalam bentuk garam natrium benzoat diperbolehkan pada produk bakso ikan dengan batas maksimal 500 mg/Kg (500 ppm) dihitung sebagai asam benzoat.

Temuan kandungan benzoat pada produk basreng dimungkinkan apabila bahan baku basreng berasal dari bakso ikan, yang pada proses produksinya menggunakan pengawet benzoat.

Dampak Asam Benzoat

Terpisah, spesialis penyakit dalam dr Aru Ariadno, SpPD-KGEH, mengatakan asam benzoat biasanya digunakan sebagai pengawet makanan, dan sebenarnya aman bila digunakan dalam batas yang sudah diatur.

Namun, penggunaan asam benzoat di luar batas yang sudah diatur atau berlebihan dapat memicu efek samping pada kesehatan tubuh. dr Aru mengatakan, penggunaan asam benzoat dalam makanan, terutama dicampur dengan vitamin C atau terpapar panas dan cahaya, dapat membentuk zat kimia berbahaya bernama benzena yang bersifat karsinogenik atau dapat menyebabkan kanker.

"Setiap negara memiliki aturan masing-masing dalam membatasi konsumsi benzoat. Secara umum Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan batas aman konsumsi natrium benzoat adalah (0-5) mg per kilogram berat badan per hari," ucapnya saat dihubungi detikcom, Jumat (31/10/2025).

Bahkan, bagi sebagian orang yang sensitif, konsumsi benzoat bisa memicu diare, kram perut, mual, muntah, atau kembung.

"Selain itu beberapa individu mungkin mengalami reaksi alergi seperti gatal atau bengkak setelah mengonsumsi makanan yang mengandung benzoat," ucapnya lagi.

"Masalahnya adalah batasan yg ada di makanan bila dikonsumsi berlebih akan menimbulkan efek yg tidak diinginkan," lanjutnya lagi.

Sebelumnya Taiwan Food and Drug Administration (TFDA) pada Selasa (28/10/2025) mengumumkan produk bakso goreng atau basreng asal Indonesia ditahan di perbatasan karena mengandung pengawet asam benzoat melebihi batas aman.

Dalam laporan resminya, TFDA menyebut produk tersebut berasal dari Isya Food, produsen asal Indonesia, dan diimpor oleh Taiwan Sheba Enterprise Co. Produk yang dimaksud adalah bakso goreng dengan total berat 1.072 kilogram (KGM) yang mengandung asam benzoat sebesar 0,05 gram per kilogram.

Selain itu, jenis bakso goreng gurih dengan jumlah 1.008 kilogram (KGM) juga ditemukan mengandung asam benzoat sebesar 0,02 gram per kilogram.

Penahanan ini terjadi sepekan setelah produk serupa juga sempat dihentikan masuk pada pada Selasa (21/10/2025). TFDA juga mengumumkan penahanan produk serupa dari perusahaan yang sama, Isya Food. Sebanyak 1.008 kilogram produk Basreng Cracker kala itu ditemukan mengandung pengawet asam benzoat sebesar 0,93 gram per kilogram.

























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Basreng asal RI yang Ditarik di Taiwan Dipastikan Tak Terdaftar di BPOM"