![]() |
Ilustrasi (Foto: Getty Images/iStockphoto/Niphon Khiawprommas) |
Hollie Beattie, seorang wanita asal Aberdeenshire, membagikan kisahnya yang didiagnosis diabetes tipe 2 di usia yang begitu muda. Pada saat itu, ia baru berusia 29 tahun.
Kronologinya bermula saat Hollie memeriksakan diri ke dokter umum karena keluhan pada dada. Ia tidak menyangka, dari serangkaian tes darah yang dilakukan, salah satunya pemeriksaan HbA1c, hasilnya justru menunjukkan kadar gula darah tinggi. Saat itu juga ia dinyatakan mengidap diabetes tipe 2.
"Saya terkejut dan merasa mati rasa. Tidak ada riwayat diabetes di keluarga saya, dan sampai saat itu saya pikir diabetes tipe 2 hanya dialami oleh orang tua, saya baru berusia 29 tahun," ucapnya, dikutip dari diabetes.org.uk, Senin (22/9/2025).
"Saya kemudian merasa sangat terpukul karena dokter umum saya terus berbicara tentang komplikasi serius yang terkait dengan diabetes dan pengobatan diabetes. Saya pun menangis tersedu-sedu," lanjutnya.
Pada saat itu dokter menyarankan Hollie segera memulai terapi obat, sekaligus menunggu jadwal pemeriksaan lanjutan bersama perawat diabetes untuk mengecek tekanan darah, berat badan, hingga kondisi kakinya. Namun, Hollie sempat bimbang. Ia merasa belum siap untuk langsung bergantung pada obat-obatan.
Dengan keyakinan penuh, Hollie memutuskan untuk mencoba cara lain. Ia meminta izin dokter agar diberi kesempatan mengendalikan gula darah melalui perubahan gaya hidup, yakni dengan memperbaiki pola makan dan rutin berolahraga.
Dokter menyetujui permintaan itu, dengan catatan Hollie harus disiplin memantau kadar gula darahnya menggunakan alat glukosa yang disediakan klinik, serta segera melapor bila hasilnya tetap tinggi atau ada masalah yang membuatnya khawatir.
Kebiasaan yang Dilakukan Hollie
Setelah menerima diagnosis diabetes tipe 2, Hollie tahu bahwa ia harus melakukan perubahan besar dalam hidupnya. Langkah pertama yang ia ambil adalah belajar tentang pola makan sehat dan seimbang. Ia mulai memahami bahwa apa dan seberapa banyak makanan yang dikonsumsi bisa memberikan perbedaan besar terhadap kadar gula darah dan pengelolaan diabetes.
"Saya juga mulai memeriksa label pada makanan dan minuman kemasan yang saya makan dan minum untuk mendapatkan gambaran lebih baik tentang apa yang terkandung dalam produk tertentu sebagai dasar untuk mengurangi asupan gula dan melakukan beberapa perubahan," kata Hollie.
"Terlebih lagi, saya mulai berjalan kaki secara teratur dan bergabung dengan program manajemen berat badan," lanjutnya.
Selain mengubah pola makan, Hollie juga menambahkan aktivitas fisik ke dalam rutinitasnya. Ia mulai berjalan kaki secara teratur dan bergabung dengan program manajemen berat badan.
Program tersebut membantunya membangun kebiasaan makan baru yang lebih sehat sekaligus memberikan dukungan sosial.
"Saya menikmati rasa kebersamaan yang saya dapatkan saat berdiskusi dengan orang lain dalam kelompok yang merupakan bagian dari program ini," ucapnya.
Tim dari program itu juga mendorong Hollie untuk tetap berhubungan dengan perawat diabetesnya. Ketika akhirnya ia bertemu dengan sang perawat, Hollie menjalani pemeriksaan HbA1c dan serangkaian tes lain yang memang direkomendasikan sejak awal.
Ia merasa sangat terbantu karena sang perawat bukan hanya memberikan dukungan dalam hal diet, tapi juga secara emosional.
Berhasil Remisi dari Diabetes Tipe 2
Bagi Hollie, mengetahui bahwa diabetes tipe 2 bisa mencapai tahap remisi menjadi sumber harapan besar. Itu memberinya tujuan nyata untuk diperjuangkan. Meski ia mengakui tidak selalu bisa menjaga pola makan sebaik yang diharapkan, Hollie belajar bahwa hidup adalah tentang keseimbangan.
"Melihat ke depan, bukan ke belakang, telah membuat saya termotivasi, dan mengetahui bahwa saya melakukannya demi kesehatan saya juga membuat saya tetap pada jalur yang benar," lanjutnya.
Usahanya pun membuahkan hasil. Pada Desember 2023, Hollie mendapat telepon dari perawat diabetesnya yang membawa kabar menggembirakan, diabetes tipe 2 yang ia idap sudah dalam tahap remisi. Remisi berarti kadar HbA1c tetap berada di bawah batas normal selama lebih dari tiga bulan tanpa bantuan obat-obatan diabetes.
"Telepon itu sangat menyenangkan. Saya sampai meneteskan air mata," kenang Hollie.
Perubahan pola makan yang lebih sehat serta rutinitas hidup yang lebih aktif membuat berat badan Hollie turun secara signifikan. Ia kini merasa jauh lebih sehat, baik secara fisik maupun mental. Lebih dari itu, pencapaiannya memberinya semangat hidup baru. Ia termotivasi untuk terus mempertahankan gaya hidup sehat yang sudah dijalani, dengan pola makan seimbang dan olahraga sebagai bagian penting dari kesehariannya.
Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Wanita Idap Diabetes Tipe 2 di Usia 29, Dinyatakan Remisi karena Kebiasaan Ini"