Hagia Sophia

24 September 2025

Ini Kata Dekan FKUI Tentang Anjuran Menkes Sarapan 2 Butir Telur Tiap Hari

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH (Foto: Devandra Abi Prasetyo/detikHealth)

Pernyataan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang menganjurkan masyarakat cukup sarapan dengan dua butir telur setiap pagi menuai sorotan para pakar.

Video yang menampilkan imbauan tersebut viral di media sosial lantaran Menkes juga meminta masyarakat lebih bijak dalam memilih menu sarapan, tidak terlalu banyak asupan tinggi gula, garam, dan lemak (GGL). Menurutnya, lebih sehat memilih dua butir telur rebus setiap pagi ketimbang sereal, nasi uduk, juga lontong sayur.

Selain sehat, menu makanan ini juga relatif murah.

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH ikut menyoroti saran Menkes. Menurutnya, saran tersebut tidak sepenuhnya tepat jika ditinjau dari prinsip ilmu gizi.

Menurut Prof Ari, menu sarapan ideal seharusnya memenuhi kebutuhan energi sesuai aktivitas harian, bukan dibatasi pada satu jenis makanan saja. Dua butir telur memang kaya protein, tetapi dinilai belum cukup memenuhi asupan kalori, lemak sehat, serat, vitamin, dan mineral.

"Untuk pekerja maupun pelajar, hanya sarapan dua telur jelas tidak cukup. Kita memerlukan tambahan kalori, protein, serat dari sayuran, serta vitamin dan mineral dari buah," jelasnya dalam keterangan tertulis, dikutip Senin (22/9/2025).

Profesor ilmu penyakit dalam yang juga konsultan kesehatan pencernaan tersebut menekankan, konsep gizi seimbang mengutamakan keselarasan antara asupan kalori dengan energi yang dikeluarkan. Menu seperti sereal, nasi uduk, atau lontong sayur tetap bisa menjadi sarapan sehat bila porsinya disesuaikan dengan kebutuhan tubuh.

Selain itu, ia mengingatkan agar masyarakat berhati-hati dalam mengonsumsi telur, terutama bagian kuningnya.

"Bagi orang dengan kadar kolesterol tinggi, sebaiknya tidak berlebihan makan kuning telur," ujar prof Ari.

Ia juga menyoroti kebutuhan energi anak sekolah dan remaja yang relatif tinggi. Menurutnya, jika hanya mengandalkan dua butir telur, anak akan kekurangan kalori untuk menunjang aktivitas belajar maupun kegiatan fisik lainnya.

"Kalau mau mengurangi nasi, bisa diganti dengan sumber karbohidrat lain seperti roti atau kentang," tambahnya.

Prof Ari turut menyinggung perkembangan riset mengenai mikrobiota usus yang kian penting dalam menjaga kesehatan. Ia menganjurkan masyarakat untuk menambah asupan probiotik, misalnya dari yoghurt, guna mendukung fungsi pencernaan dan daya tahan tubuh.

"Selain protein dari telur, kita juga perlu memperhatikan keseimbangan ekosistem mikrobiota dengan konsumsi probiotik harian," ujarnya.

Lebih Baik daripada Tak Sarapan

Meski begitu, Prof Ari tidak sepenuhnya menolak anjuran Menkes. Ia menilai dua butir telur lebih baik dibandingkan tidak sarapan sama sekali. Namun, dari sisi gizi seimbang, menu tersebut tidak bisa dianggap ideal.

"Kalau bicara ideal, jelas hanya dua telur saja tidak cukup. Harus ada tambahan gizi lain termasuk serat, vitamin, dan mineral dari buah serta sayuran," tegasnya.

























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Komentar Dekan FKUI soal Viral Anjuran Menkes Sarapan 2 Telur Tiap Pagi"