Hagia Sophia

24 September 2025

Beberapa Ciri Kepribadian Orang Otrovert

Foto ilustrasi: Getty Images/iStockphoto/Kosamtu

Kebanyakan orang hanya mengenal dua tipe kepribadian, yaitu introvert dan ekstrovert. Banyak yang beranggapan bahwa persona seseorang bisa dibagi secara tegas ke dalam kedua kategori ini.

Namun, kenyataannya tidak semua orang sepenuhnya cocok dengan istilah tersebut. Ada area abu-abu di antaranya, yang dikenal sebagai otrovert.

Seorang psikiater asal Amerika Serikat, Dr Rami Kaminski, menjelaskan bahwa istilah ini menggambarkan individu yang tidak sepenuhnya merasa menjadi bagian dari kelompok introvert maupun ekstrovert. Mereka bisa menikmati waktu sendiri, sekaligus merasa nyaman saat bersosialisasi.

Ciri Kepribadian Otrovert

Secara sederhana, otrovert merupakan gabungan antara introvert dan ekstrovert. Meskipun dapat berinteraksi dengan kelompok besar, orang dengan kepribadian ini belum tentu merasa benar-benar menemukan "kelompok" yang sesuai dengan dirinya.

"Otrovert sangat ramah dan mampu menjalin hubungan yang sangat mendalam dengan orang lain. Satu-satunya perbedaan sosial terjadi pada kurangnya koneksi dengan kelompok, yakni identitas koletif atau tradisi bersama," jelas Dr Kaminski, dikutip dari Lad Bible.

Dalam ceritanya, Dr Kaminski menyadari ia memiliki tipe kepribadian ini sejak kecil. Ia tidak merasakan rasa keterhubungan dan kebersamaan yang sama seperti anak-anak lainnya.

Dr Kaminski menyebutkan beberapa ciri orang otrovert, seperti:
  • Lebih suka melawan arus dan cenderung tidak berpikir dengan cara yang sama seperti sebagian besar masyarakat.
  • Sering kali kesulitan menemukan gairah untuk aktivitas tim, baik itu olahraga, pekerjaan, atau bahkan hidup berdampingan.
  • Kebal terhadap 'fenomena bluetooth', yang mengacu pada orang-orang yang secara emosional 'berpasangan' dengan orang-orang di sekitar mereka.
  • Merasa sulit untuk mengatasi tekanan 'menyesuaikan diri' dengan dunia di sekitar mereka.
  • Tidak terlalu peduli dengan siapa yang mereka buat terkesan atau takut ditolak.
Meskipun terdengar seperti beban yang berat, menjadi seorang 'otrovert' bukan berarti ditakdirkan menjadi orang yang tidak cocok di masyarakat. Faktanya, dalam berhubungan, hal itu dapat memungkinkan terjalinnya ikatan yang lebih kuat dan lebih bermakna dengan orang-orang yang dekat dengan otrovert.

"Orang otrovert merasa sangat sulit untuk menjadi bagian dari suatu kelompok, meskipun kelompok tersebut terdiri dari individu-individu yang masing-masing merupakan teman baik," terang Dr Kaminski.

"Masalahnya terletak pada hubungan dengan kelompok sebagai suatu entitas. Misalnya, dalam sebuah pesta seorang otrovert lebih mengobrol mendalam dengan seseorang di sudut yang tenang, daripada menjadi kupu-kupu sosial yang berpindah-pindah dari satu tamu ke tamu lainnya," jelasnya.

Dr Kaminski percaya bahwa tipe kepribadian ini dapat membuat seseorang menjadi pemikir bebas, lebih mandiri, dan imajinatif daripada seorang introvert atau ekstrovert. Hal ini karena otrovert tidak terlalu peduli pada siapa pun, sebab ia mengatakan orang-orang seperti ini kerap berkembang secara kreatif.

























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Pakar Ungkap Tipe Kepribadian Orang Otrovert, Ini Ciri-cirinya"