Hagia Sophia

24 November 2025

Ini Ciri Spatula Berbahaya, Tidak Aman untuk Masak

Foto: iStock

Spatula menjadi salah satu peralatan dapur yang hampir selalu digunakan saat memasak. Bahan spatula beragam, mulai dari kayu, plastik, silikon, hingga stainless steel. Namun, tidak semua jenis spatula ternyata aman dipakai dalam proses memasak sehari-hari.

Ahli biomedik IPB University, Benedikta Diah Saraswati, menjelaskan sejumlah ciri yang perlu diperhatikan untuk memastikan spatula tidak membahayakan kesehatan.

Ciri Spatula Berbahaya

Diah menyebut spatula berbahan silikon pada dasarnya aman digunakan. Namun, banyak produk silikon murah di pasaran yang sebenarnya telah dicampur dengan plastik.

"Jika silikon mudah berubah warna, terlalu murah, atau mengeluarkan bau kimia yang kuat, ada kemungkinan besar produk itu mengandung campuran plastik," kata Diah, dikutip dari laman resmi IPB University.

Untuk menguji keasliannya, pengguna dapat menekuk spatula tersebut.

"Jika saat ditekuk warnanya berubah menjadi putih atau muncul retakan, itu tanda adanya campuran plastik. Silikon murni tidak mengalami perubahan warna," ujarnya.

Menurut Diah, silikon murni aman karena stabil secara kimia, tahan panas hingga 250 derajat celcius, serta tidak mengandung BPA, phthalate, maupun PVC. Karena itu, ia menyarankan memilih produk silikon yang memiliki sertifikat food grade dan berlabel BPA-free, Phthalate-free, serta bertuliskan Platinum-cured silicone.

Selain silikon, bahan kayu alami dan bambu juga dinilai aman karena memiliki sifat antimikroba. Sementara itu, spatula stainless steel dapat digunakan untuk suhu tinggi, tetapi sebaiknya tidak dipakai di wajan antilengket untuk mencegah kerusakan lapisan.

"Untuk penggunaan sehari-hari, kombinasi spatula silikon food grade untuk wajan antilengket dan spatula kayu untuk suhu sedang adalah pilihan paling aman," kata dia.

Hindari Spatula Plastik

Diah mengingatkan agar masyarakat menghindari penggunaan spatula plastik, terutama untuk memasak pada suhu tinggi. Bahan plastik rentan mengalami thermal degradation atau kerusakan akibat panas yang dapat melepaskan senyawa berbahaya ke makanan.

"Senyawa seperti Bisphenol A (BPA), phthalate, formaldehida, dan amina aromatik dapat terlepas saat plastik dipanaskan," kata Diah.

BPA dan phthalate dikenal sebagai endocrine disruptors yang dapat memengaruhi hormon, merusak kesuburan, meningkatkan risiko resistensi insulin, mengganggu perkembangan janin, hingga memicu kanker. Plastik yang mulai meleleh juga dapat melepaskan monomer berbahaya seperti styrene, ethylene, dan propylene yang bersifat neurotoksik dan karsinogenik atau bersifat kanker.

Ia menambahkan, gesekan dan panas dapat memicu pelepasan partikel mikroplastik. Partikel yang tertelan ini dapat menembus dinding usus, memasuki aliran darah, dan mengendap di jaringan tubuh.

"Dampaknya bisa berupa stres oksidatif, peradangan kronis, dan gangguan metabolik," ujarnya.

























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Pakar IPB Beberkan Ciri-ciri Spatula Berisiko Kanker, Tak Aman Dipakai Masak"