Hagia Sophia

05 February 2025

Ini Kata Dokter Paru Terkait Influenza yang Jadi Pemicu Meninggalnya Barbie Hsu

Foto: ASSOCIATED PRESS/Wally Santana

Aktris Taiwan Barbie Hsu, aktris legendaris pemeran Shancai dalam serial Meteor Garden meninggal dunia pada usia 48 tahun akibat pneumonia setelah tertular virus Influenza.

Kabar itu dikonfirmasi pada tanggal 3 Februari dalam sebuah pernyataan yang dikirim ke media Taiwan oleh keluarganya melalui manajer adik perempuannya, pembawa acara TV terkenal Taiwan, Dee Hsu, 46 tahun.

"Terima kasih atas semua perhatiannya. Selama periode Tahun Baru Imlek, seluruh keluarga kami pergi ke Jepang untuk liburan, dan kakak perempuan saya yang paling saya sayangi dan baik hati Barbie terkena pneumonia terkait influenza dan sayangnya telah meninggalkan kami," katanya.

Pernyataan tersebut tidak menjelaskan kapan dan di mana Barbie Hsu meninggal. Menurut laporan berita Taiwan, beberapa sumber mengatakan keluarga Hsu saat ini masih berada di Jepang, dan Barbie Hsu kemungkinan akan dikremasi di negara itu sebelum jenazahnya dibawa kembali ke Taiwan.

Spesialis paru sekaligus Direktur Pascasarjana Universitas YARSI Prof dr Tjandra Aditama, SpP menjelaskan pneumonia dapat didiagnosis berdasarkan anamnesis, seperti gejala dan keluhan, hasil pemeriksaan dokter, hingga hasil pemeriksaan radiologis dan laboratorium darah.

Pneumonia dibagi menjadi tiga, yakni ringan (mild), sedang (moderate), dan berat (severe). Menurut Prof Tjandra, pneumonia ringan kadang-kadang bahkan tak perlu masuk rumah sakit. Sementara pneumonia sedang biasanya harus dirawat di RS, begitu juga dengan pneumonia berat bahkan harus masuk ICU pada keadaan tertentu.

Penyebab Pneumonia

Adapun pneumonia dapat disebabkan oleh bakteri, virus, dan jamur. Pneumonia karena bakteri salah satunya disebabkan oleh bakteri pneumokokus atau streptococcus pneumoniae.

"Sementara pneumonia karena virus, maka contoh yang banyak dikenal adalah pneumonia pada kasus-kasus COVID-19 yang tahun lalu," katanya kepada detikcom, Senin (3/2/2025).

Selain COVID-19, penyakit lain yang juga bisa memicu pneumonia adalah infeksi virus influenza. Meski demikian, tidak semua infeksi influenza berujung pada pneumonia. Menurut Prof Tjandra, sebagian besar infeksi influenza hanya menyebabkan gejala ringan.

Lebih lanjut, Prof Tjandra menjelaskan ada berbagai jenis virus influenza, misalnya tipe A dan tipe B. Terkait penamaan, virus diidentifikasi berdasarkan kombinasi hemaglutinin (H) dan Neuraminidase (N).

"Jadi bisa saja ada kombinasi H1N1, lalu H1N2, dan seterusnya. Juga bisa H2N1, H2N2, dan seterusnya, sehingga bisa sampai ratusan jenis variannya," katanya lagi.

Ditegaskan oleh Prof Tjandra, sebagian besar kasus influenza biasanya bersifat ringan. Namun dalam beberapa kasus, memang bisa memicu komplikasi berupa pneumonia.

"Beberapa yang sudah kita kenal menyebabkan pneumonia antara lain adalah H1N1, dan apalagi H1N1 pandemi 2009, juga ada H5N1 yang dikenal sebagai flu burung," sambungnya.

Prof Tjandra mengatakan, bisa atau tidaknya virus influenza menyebabkan komplikasi pneumonia tergantung dari keseimbangan antara virulensi virus dan juga daya tahan tubuh dari pasien.

Sementara terkait vaksinasi, Prof Tjandra mengatakan vaksinasi influenza dan pneumonia memang belum diperuntukkan bagi semua orang. Vaksin ini umumnya diberikan pada kelompok rentan.

"Seperti lansia, mereka dengan daya tahan tubuh rendah, mereka dengan penyakit paru kronik dan juga mereka yang akan bepergian ke tempat berisiko," katanya lagi.

Di sisi lain, ia mengatakan terkait kasus aktris Meteor Garden Barbie Hsu perlu diketahui dulu terkait rekam medisnya. Hal ini bertujuan untuk mengetahui gambaran jelas tentang hubungan virus influenza dan kejadian pneumonia yang menyebabkan kematian.


























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Kata Dokter Paru soal Influenza, Pemicu Pneumonia di Balik Kematian Barbie Hsu"