Hagia Sophia

19 September 2025

Aksi Nekat Dokter Demi untuk Selamatkan Nyawa Pasien

Foto ilustrasi: Getty Images/shapecharge

Saat berbaring di meja operasi dengan dada terbuka, Larry Black Jr. hanya berjarak beberapa saat dari pengambilan organnya. Namun, seorang dokter berlari terengah-engah ke dalam ruangan.

"Singkirkan dia dari meja," kenang dokter itu, Dr Zohny Zohny, saat ia memberi perintah kepada tim bedah di SSM Health Saint Louis University Hospital. "Ini pasien saya. Singkirkan dia dari meja."

Awalnya, tidak ada yang mengenali Zohny yang mengenakan masker bedah. Ia kemudian memperkenalkan diri sebagai ahli bedah saraf yang ditugaskan pada kasus Black. Tim bedah menolak, menjelaskan bahwa mereka telah mendapat persetujuan dari keluarga untuk mengambil organ Black.

"Saya tidak peduli jika sudah ada persetujuan," kenang Zohny kepada KKF Health News. "Saya belum berbicara dengan keluarga, dan saya tidak setuju dengan ini. Singkirkan dia dari meja."

Awal mula kejadian tragis

Black, pasien berusia 22 tahun, tiba di rumah sakit setelah tertembak di kepala pada 24 Maret 2019. Seminggu kemudian, ia dibawa ke ruang operasi untuk donasi organ, meskipun jantungnya masih berdetak dan ia belum dinyatakan meninggal secara otak.

Adik perempuan Black, Molly Watts, mengatakan keluarganya sebenarnya memiliki keraguan setelah menyetujui donasi organ, tetapi mereka merasa tidak didengarkan hingga akhirnya dokter Zohny, yang saat itu merupakan tahun pertamanya sebagai ahli bedah saraf, melakukan intervensi.

Black, yang kini berusia 28 tahun, adalah seorang musisi dan ayah dari tiga anak. Ia masih membutuhkan terapi fisik rutin akibat cedera tembakan. Black mengatakan ia dihantui oleh ingatan saat berada dalam kondisi koma.

"Saya mendengar ibu saya berteriak. Semua orang di sana meneriakkan nama saya, menangis, memutar lagu favorit saya, dan memanjatkan doa," kenang Black. Ia mencoba menunjukkan bahwa ia mendengar mereka dengan mengetuk sisi tempat tidur dan berkedip.

Adik perempuannya meminta Black untuk berkedip dua kali jika ia masih berjuang untuk hidup. Black dan saudarinya mengingat ia berkedip dua kali, namun staf rumah sakit mengatakan gerakan itu tidak disengaja.

Menurut laporan investigasi federal, selama empat tahun, penyedia layanan medis berencana mengambil organ dari 73 pasien meskipun ada tanda-tanda aktivitas neurologis. Kejadian-kejadian tersebut akhirnya tidak terjadi, namun pejabat federal berjanji akan merombak sistem donasi organ di Amerika Serikat.

Dapat kesempatan hidup kedua

Dr Zohny mengatakan ia mendengar pengumuman tentang "hero's walk," atau prosesi penghormatan terakhir bagi seorang pendonor organ, melalui pengeras suara. Ia bertanya dan menyadari prosesi itu mungkin untuk pasiennya.

Segera, ia menelepon unit ICU dan mengetahui Black sedang dibawa ke ruang operasi. Dengan kondisi sangat gugup, Zohny berlari ke ruang operasi, lalu menarik keluarga Black ke ruang kosong di dekatnya.

Menggunakan gambar pemindaian otak Black, Zohny menjelaskan bahwa cedera tembak itu memiliki potensi untuk pulih. Ia bertanya apakah keluarga bersedia memberi Black lebih banyak waktu untuk pulih, alih-alih menghentikan perawatan. Zohny tahu ia mengambil risiko profesional besar.

"Skenario terburuk bagi saya adalah kehilangan pekerjaan. Skenario terburuk baginya adalah ia kehilangan nyawanya secara tidak benar," ucap Dr Zohny.

Setelah intervensi, Black kembali ke ICU dan dua hari kemudian ia bangun dan mulai berbicara. Dalam waktu seminggu, ia sudah bisa berdiri. "Saya harus belajar bagaimana berjalan, mengeja, membaca," beber Black.

Zohny, yang kini menjadi ahli bedah saraf di West Virginia University Rockefeller Neuroscience Institute, mengatakan kisah Black membuatnya mempertanyakan apa yang kita ketahui tentang kesadaran. Zohny kini mengembangkan metode baru untuk mengukur kesadaran dari sinyal otak, yang ia sebut sebagai Zeta Analytica.

Meskipun masih harus menjalani terapi fisik, Black tidak menyalahkan keluarganya. Namun, ia mempertanyakan proses transplantasi organ.

"Seolah-olah mereka memilih takdir orang hanya karena ada tanda donasi organ di kartu identitas mereka," kata Black. "Dan itu tidak keren."

























Artikel ini telah tayang di health.detik.com dengan judul "Aksi Nekat Dokter Selamatkan Nyawa Pasien yang Akan Diambil Organnya"